Oleh : Sri Mastuti
 
Marhaen, Jakarta_Pada hari minggu tanggal 1 Desember 2013,  mahasiswa Universitas Bung Karno yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMAPOL), melakukan perjalanan ketempat yang sangat bersejarah dan inspiratif, perjalan itu ditempuh selama 17 jam dengan menggunakan kereta api ekonomi Martaremaja. Meskipun jumlah mereka hanya 13 orang, tapi semangat untuk mengetahui  dan menjalankan misi tersebut sangat menggebu-gebu, dalam misinya, mahasiswa yang tergabung dalam HIMAPOL tersebut ingin lebih mengetahui jejak – jejak  Bung Karno, dimasa kecil hingga peristirahatanya, selain itu mereka juga ingin mengetahui  kekayaan sejarah di kota Blitar. 

Tiba di Blitar pada tanggal 2 Desembar tepat pukul 07 .00 WIB, tanpa basa-basi mereka menyewa mobil dengan ongkos Rp 20.000  perorang, dan mereka langsung  menuju Istana Gebang yan g Jaraknya kira-kira satu setengah kilo meter dari stasiun Blitar. Meskipun  Istana Gebang dibuka pukul 08.00, mereka tetap menunggu hingga pengelola Gebang membolehkan pengunjung untuk masuk. 

Sambil menunggu Gebang dibuka untuk dikunjungi, mereka sempat bertanya kepada beberapa pengunjung , pertanyaannya seputar dari daerah mana,apa tujuan,bagaimana kesan terhadap istana Gebang dan terhadap sosok Soekarno sendiri.  Ada yang mengaku dari luar daerah,ada yang dari Blitar sendiri dan tujuan pengunjung tersebut adalah ingin mengenal sosok Soekarno lebih dekat lewat benda-benda yang ada dalam istana, dan juga penghargaan selain itu mereka juga kagum terhadap Bung Karno.

Dari jawaban pengunjung yang beraneka ragam tersebut, terungkap bahwa Soekarno adalah seorang manusia Indonesia yang luar biasa, terlepas dari kelemahanya sebagai manusia biasa. selain itu  Menurut petugas atau pengelola gebang pada hari-hari biasa pengunjung yang datang ada empat ratusan orang, pada hari-hari libur bisa dua ribuan orang, dari pelajar sampai masyarakat biasa,bahkan turis-turis asingpun banyak yang berkunjung ke tempat tersebut.

Luas area istana tersebut 2030 M, terbagi dalam tiga bangunan,sebelah kiri adalah balai kesenian, bangungan tengah adalah rumah induk sebagai pusat, disebelah kanan istana tersebut terdapat bangunan penunjang  semacam gudang dan garasi yang kurang terawat dengan baik. terkait bangunan tersebut petugas tidak dapat memberikan keterangan secara pasti berapa luas keseluruhan dari bangunan. Arah bangunan tersebut menghadap kearah selatan di Jalan Sultan Agung terletak pusat kota di wilayah Blitar selatan, kecamatan Sanan Wetan. 


tidak dipungut biaya sepeserpun untuk masuk kedalam Istana Gebang tersebut, Diluar bangunan itu terdapat penjual souvenir, pedagang makanan dan minuman.


Setelah berkunjung hingga pukul 09.00 mahasisiwa UBK yang tergabung dalam HIMPOL tersebut, istirahat di rumah keluarga salah satu mahasiswa UBK yang ikut dalam HIMAPOL.  pada pukul 16.00, mereka kembali menjalankan misinya yaitu kemakam Bung Karno yang jaraknya satu kilo meter kearah utara dari Istana gebang.

Menurut petugas setempat  dan dinas pariwisata Joni Purnomo bahwa luas bangunan makam tersebut adalah 11x11 meter.

menurutnya angka 11 mempunyai filosofi, karena dalam kepercayaan masyarakat setempat, angka 11 adalah angka awal yang baru.

Bentuk makam Bung Karno seperti makam masyarakat pada umumnya, selain itu terdapat ubun yang menyelimuti makam dan lantai dibawahnya terbuat dari marmer yang didatangkan dari Tulung Agung berwarna putih tulang, satu batu nisan yang bertuliskan nama bapak Proklamator ini berwarna hitam yang terbuat dari marmer dan didatangkan dari Tulunggagung juga. 

Tak hanya itu atap yang menaungi makam tersebut adalah ukiran kayu jati  berwarna cokelat yang didatangkan dari Jepara dengan bentuk ukiran kobaran api. 

Menurut petugas setempat bahwa kobaran api dijadikan corak ukiran melambangkan kobaran api semangat Bung Karno. lanjutnya Untuk ukuran seorang tokoh yang luar biasa ini, makam ini terbilang cukup sederhana,merakyat sesuai dengan jiwa Bung Karno yang ingin dekat dengan rakyatnya.

“Jumlah pengunjung pada hari biasa adalah 30 bus, pada hari diluar itu, misalnya haul Bung Karno,bisa sampai 70 bus, anda bisa menghitung sendiri berapa jumlah persisnya jika dalam satu bus ada 60 penumpang, Bangunan ini di bangun pada masa pemerintahan pak Harto, yaitu 21 Juni 1978 kemudian diresmikan 21 Juni 1979,”katanya. 

makam tersebut di kelola oleh Angkatan Darat, tapi pada 7 januari 2012, makam tersebut dikelolah oleh Pemda setempat begitu juga dengan Istana Gebang yang dulunya di kelola oleh keluarga dari ahli waris Ibu wardoyo kakak Bung Karno sebagai pemilik.

Dimalam hari mahasiswa UBK yang tergabung dalam HIMAPOL tersebut mengunjungi salah satu tokoh Marhaen dan GMNI ASU, nama tokoh tersebut adalah Joned Mursi,  ia sangat militan dan loyal terhadap Bung Karno dan ajarannya, sehingga tak heran bila keluarga Bung Karno sering mengunjunginya.

Rumah tokoh yang sering disapa eyang Juned itu, tepat didepan Rumah yang di temapati mahasiswa Himpol UBK tersebut.

Dalam kunjnugan tersebut mereka berdiskusi. dengan penuh semangat, Eyang Juned menceritakan kisah-kisah yang heroik dan mengharukan. selain itu dari tutur katanya juga menggambarkan bahwa ia memiliki semangat yang tak pernah padam terhadap perjalanan  bangsa dan Negara Indonesia. sampai saat ini ia tetap mengobarkan semangat itu. Rumahnya tak pernah sepi dari kader-kader GMNI dan anak muda lainya yang ingin mereguk ilmu dan wejanganya.

Selain itu mahasiswa yang tergabung dalam HIMAPOL tersebut diantar ketempat makam Sidik mantan ketua umum GMNI. Tak  hanya itu mereka juga melakukan kunjungan ke candi Penataran, candi simping dan melihat Arca Ganesa Boro.

 menurut petugas setempat Robi Arca Ganesa Boro tersebut, terletak di Kademangan Sumber Jati dan berada di tengah-tengah rumah warga. Bentuk dari arca ini adalah seekor gajah,dengan tinggi 120 cm, dibawahnya tercantum penanggalan tahun saka yang dalam perhitungan tahun masehi adalah 1239 masehi.

Robi adalah warga ditempat itu, ia menjaga Arca Ganesa Boro secara bergantian dengan istrinya. Menurut keteranganya, Arca tersebut pernah di pindahkan ke kompleks Candi Penataran dan kompleks Candi yang lain.

“tapi secara ajaib,dia balik lagi ketempat sekarang ini,sehingga arca inipun tidak pernah dipindahkan lagi sejak saat itu,”katanya.

Pada hari kamis, tepatnya tanggal 5 Desember 2013 pukul 17.00 mahasiswa UBK yang tergabung dalam HIMAPOL tersebut kembali ke Jakarta menggunakan kereta, sebelumnya pada pukul 15.00. eyang Juned memanggil mereka kerumahnya berbincang dan di jamu makan.