Pentas budaya Betawi (Foto : Emir Purnama) |
Di ibu kota Jakarta khususnya budaya kesenian Betawi mulai terpinggirkan dan harus ada tindakan yang lebih untuk mengembalikan eksistensinya.
Sekelompok kaum muda yang yang tegabung dalam Pemuda Kapauk Independen (PEMKI) mulai bergerak untuk menyelamatkan budaya Betawi dari pengaruh budaya asing yang jauh dari norma-norma kehidupan sosial serta budaya Indonesia.
PEMKI bekerjasama dengan sanggar seni Betawi membuat gebrakan dengan membuat kegiatan pementasan seni “Gebyar Budaya Betawi Kapuk” (GBK).
Semua Kesenian asli Betawi ditampilkan, mulai dari musik Gambang Kromong, Drama Lenong, Palang Pintu, Beladiri Pencak Silat Betawi bahkan Kuliner Kerak Telor, Bir Pletok, Roti Buaya dan kuliner lainnya.
Menurut ketua panitia Dedi Latina acara ini diselenggarakan untuk mengangkat kembali Budaya Betawi dan menghidupkan eksistensi pemuda Kapuk agar mempunyai kegiatan yang lebih produktif dibidang kesenian budaya Betawi.
Acara yang diselenggarakan pada hari Minggu 24 Agustus 2014 yang dimulai dari pukul 09:00 hingga 23:00 WIB bertempat di SDN 03 Kapuk Jakarta Barat.
Sangat luar biasa antusias masyarakat Kapuk, hingga ikut memeriahkan acara tersebut. Tak kurang dari 1000 orang memadati lapangan.
Selain itu, menurut ketua PEMKI Faris Faruqi, lonjakan penonton itu diluar dugaan banyak orangtua membawa anaknya untuk menghadiri acara GBK, mereka begoyang bersama dan tertawa lepas tanpa rasa malu.
Soal pendanaan kegiatan, bersumber dari sumbangan warga Kapuk serta kantor kelurahan Kapuk.
Untuk tambahan dana, panitia membuat baju untuk dijual, hasil penjualannya pun ditambahkan untuk terselenggaranya acara.
Sementara menurut, Dedi Latina Wibowo, pihaknya sangat kesulitan dalam hal pendanaan namun bersyukur acara bisa terlaksana dengan kerja keras dari seluruh panitia.
Dengan suksesnya acara tersebut membuat Lurah Kapuk, Risan memberikan usulan untuk tahun berikutnya buat kembali acara pementasan seni budaya Betawi yang lebih meriah.
Seluruh anggota panitia pun menyambut baik usulan Kepala Risan. "Kami sangat merespon baik usul pak lurah, tetapi jika itu mendapat dukungan 100% dari kelurahan kami mengharapkan tidak ada intervensi dari birokrasi," kata Dedi Latina Wibowo.
Menurut Dedi, Biarkan pihaknya menjalankan kegiatan agar lebih natural dan tidak ada tekanan,
Subtansi dari acara ini adalah membangkitkan kaum muda untuk mencintai budaya asalnya dan tidak tergerus oleh budaya asing yang menyebabkan sifat hedonisme. serta tiga intisari dari budaya Betawi yaitu Silat, Sholat dan Sholawat.