Tries Supardi, Universitas Semarang


Akan tiba saatnya dimana didih kebisinganku,

Dan kejenuhanku kian meredam,
Harapku,
Meski besar kemungkinan hal tersebut merupakan praduga keliru.

Sebab angka-angka, saban hari syarafku menegang,
dahiku mengkerut hingga menyerupai curut,
telingaku tak sanggup menampung lalu pecah,
Dan darah serta jantungku menari tak karuan  hingga menuju berantakan,
Sebab, tak ada alunan yang berirama,
Dan pada akhirnya enyah sebelum menjadi nanah.

Aku masih berharap esok adalah akhir dari pemerkosaan.
Aku tak mau lagi mendengar,

Di sawah, di pasar, di desa, di sekolah, di ruang keluarga, di tempat ibadah, di ayunan serta perosotan taman permainan, diperkosa, disetubuhi secara tak sadar.
Ku harap bukan juga kau korbannya atau pelakunya,
Bukan!

Tidak, bukan.


Semarang, delapanjuliduaribuempatbelas
------------------------------------------------------