Git Djumatara
Marhaen, Jakarta - PPRI (Pusat Perlawanan Rakyat Indonesia) menggelar aksi gabungan buruh dan mahasiswa mengenai kebijakan pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi yang dianggap merugikan rakyat miskin dan kaum buruh (26/11).
  
PPRI terdiri dari SGBN, FPBI, KSN, SBTPI, GSPB, Frontjak, FBLP, RTP, GKRI, SPRI, Aliansi Mahasiswa Indonesia (LMND, Semar UI, Formasi IISIP, GUNADARMA, UHAMKA, UIN, UP, UNAS, PARAMADINA, UBK, TRISAKTI, APP, UNISMA, UNTIRTA, KP FMK, PEMBEBASAN. FORMAD, FMN, SMI, KANITA IISIP), SGMK, KPOP, KPRI, Rekan Indonesia, SeBumi, PRP, PPI, Politik Rakyat, PPR, KPO-PRP.
Mereka menuntut peningkatan upah buruh sebesar 30 % harus segaris lurus dengan pembatalan kenaikan harga BBM, penolakan politik upah murah serta melawan represifitas aparat dan hentikan liberialisasi ekonomi. 

Selain beberapa tuntutan yang dikeluarkan PRRI juga memberikan solusi agar kenaikan BBM ini bisa dibatalkan diantaranya:

Jangka pendek :1. Pangkas biaya-biaya perjalanan pejabat negara serta gaji dan tunjangan pejabat negara.
2. Terapkan pajak progresif yang ketat bagi para pengusaha dan orang kaya.
3. Berantas korupsi dan sita harta harta koruptor bagi pemasukan negara.
4. Tunda pembayaran hutang luar negeri.


Jangka menengah dan Panjang:
1. Hentikan liberialisasi ekonomi.
2. Nasionalisasi sektor migas serta aset vital lainnya di bawah kontrak rakyat bagi kemandirian nasional dan kesejahteraan rakyat.
3. Hapus hutang luar negeri.
Selain demonstrasi PRRI juga menggelar aksi longmarch dari depan gedung LBH Jakarta menuju jalan Salemba hingga dan melakukan orasi secara bergantian.