Oleh. Deni irawan -mahasiswa ubk
                                                         GambarI lustrasi sumber google

Ngarang-ngarang hingga nalar pun di kalahkan
Sampai-sampai bosan ingin di keluarkan oleh lisan
 

Sisi melankoli kini pun sudah memberontak naik turun di pangkalnya
Menggerogoti rasa penasaran dan kelelahan menebak-nebak


Terlihat lah sesuatu hal yang pasti menjadi sangat aneh
Yang di benarkan tapi tidak bisa di ganggu-gugat.

Terkadang ketakhayulan dan ketidakmungkinan seakan menemani bahkan mengajak bermain untuk halnya mempercayainya


dan bisa saja terjadi dengan hanya berpandang dengan satu sudut,
Hewan bisa berbicara,
Orang – orang bisa menghilang,
Ada suatu tempat yang paling indah,
Dan hari tujuan,
Seperti halnya orang yang sehat tetapi tidak bisa berjalan
Bagai lelucon yang menggelikan untuk di tertawakan.

Sesuatu yang kecil pun telah menjadi besar
Melayang – layang tinggi di atas permukaan laut
Dengan menjulurkan lidahnya
Menjelaskan tentang arti kekuatan yang dimilikinya


Ahh mungkin hanya khayalan belaka, atau hanya sebuah bisikan dari gejala-gejala alami di setiap pandangan
Melewati hela – hela nafas yang tak bisa dihirup
Mencuatlah naik begitu pekat
Hingga otak besar ini seakan berefleksi asik sekali dengan gaya yang diterapkan olehnya.

Kadang menangis setelah disempatkan untuk memilih diam
Hanya fanalah yang terlihat jelas
Yang terpusat tepat di tengah menjadi titik di sebuah garis lingkaran
Seperti rerintihan sesaat awan mendung
Sehabis hujan pasti selalu lebih indah,
Ujarnya tertawa.