M. Rizki Damanhuri
Marhaen, Jakarta - Pengambilalihan
pengelolaan angkutan kota (angkot) oleh pemprov DKI Jakarta sesegera
mungkin akan dilakukan. Langkah ini sebagai upaya mewujudkan
tersedianya sarana transportasi yang aman dan nyaman, khususnya bagi
warga ibukota.
“Saya yakin tidak akan ada lagi
angkutan yang ugal-ugalan lagi atau main mata dengan oknum petugas
untuk memotong trayeknya, masalah utamanya masih adanya sistem
setoran ‘’ Ujar yayat, pengamat perkotaan pada kamis 5 februari.
Kondisi ini tak ayal menjadi penghambat
penanganan kemacetan yang saat ini tengah digencarkan Pemprov DKI
Jakarta, yang mana banyak warga yang beralih dari angkutan umum ke
kendaraan pribadi dikarenakan tidak mendapatkan kenyamanan dan rasa
aman.
Menurutnya, dengan tidak diambil
alihnya pengelolaan angkutan oleh pemerintah maka akan sulit
merealisasikan impian warga akan adanya sarana transportasi yang aman
dan nyaman, karena untuk membuktikan adanya praktik main mata antara
pengemudi dan angkutan dengan oknum petugas.
Pola ini sudah lama sebenarnya , bukan
hanya di kawasan Bunderan Hotel Indonesia (HI) saja. Seperti di
semanggi juga banyak kondektur melempar lembaran uang kertas salah
satu pos di lokasi tersebut. Agar diperbolehkan melintas tidak sesuai
dengan rutenya. Tambah Yayat
Sebelumnya, Gubernur Ahok berkali-kali
lontarkan rencana mengambil alih pengelolaan angkutan umum. Dalam
pelaksanaan supir maupun kondektur tidak perlu ngoyo mengejar
setoran karena nantinya mereka nantinya akan diberikan gaji setiap
bulanya.
0 Comments