Laporan. Fey-lpm marhaen



Marhaen-Jakarta, Aksi demonstrasi dalam Menyikapi Peringatan 60 Tahun Konfrensi Asia Afrika 2015 Mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam  Front Perjuangan Rakyat (FPR)  Rabu, 22/04/15 Pelataran Stasiun Universitas Indonesia, Depok, Jawabarat.

Konfrensi Asia Afrika 2015  yang diselenggarakan saat ini di Indonesia (19-24 April) yang telah melenceng jauh dari semangat juang yang dibangun dalam deklarasi KAA 1955. KAA yang sejatinya adalah forum konsolidasi negara-negara Asia Afrika untuk membebaskan diri dari belenggu neo-kolonialisme imperialisme.

 kini justru berbalik arah menjadi pelayan setia kepentingan imperialis khususnya AS. Hal ini menjadi nyata karena mayoritas dari pemerintah yang menguasai negara-negara peserta KAA 2015 adalah pemerintahan boneka imperialisme AS, termasuk pemerintahan Jokowi-JK.

Hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran orientasi dalam forum KAA. Dampak nyatanya adalah seluruh kesepakatan yang akan dilahirkan dalam KAA 2015 akan menjadi semakin melanggengkan penghisapan dan penindasan bagi rakyat Asia Afrika, khususnya Indonesia.

”Pada perkembangannya KAA justru dijadikan forum bisnis oleh TNC/MNC yang didominasi perusahan-perusahan raksasa milik AS untuk memuluskan dan memasifkan eksploitasinya di negeri-negeri Asia Afrika. Tercatat pada pertemuan KAA 2015 kali ini, terapat 650 CEO dari perusahaan-perusahaan raksasa Internasional, yang akan bersamaan menggelar forum pertemuan. Kerja sama negara selatan-selatan adalah kerjasama yang akan menitik beratkan pada kepentingan imperialisme AS, bukan untuk kesejahteraan rakyat Asia Afrika.” Ujar Dimas korlap.

Ada beberapa point tuntutan dari pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam FPR diantaranya :

1.    Tolak Campur tangan Amerika Serikat dalam KAA serta Kembalikan Semangat Anti kolonialisme dan Neo-kolonialisme imperialisme.

2.    Hentikan seluruh kerjasama internasional (Bilateral, Regional, dan Global) yang di bawah dominasi imperialisme AS, termasuk pertemuan 650 CEO dalam KAA saat ini.

3.    Mendukung kemerdekaan Palestina sepenuhnya yang bebas dari agresi AS-Israel.

4.    Mengecam kebijakan dan tindakan anti demokrasi yang melarang menyampaikan pendapat di muka umum selama pelaksanaan KAA.

5.    Laksanakan Land Reform sejati, bangun industrialisasi nasional, dan buka lebar akses pendidikan yang berkualias bagi rakyat.

6.    Ciptakan pembangunan untuk kepentingan dan kebutuhan rakyat, bukan untuk keuntungan investor asing.

"Kami juga mengajak dan menyerukan kepada seluruh pemuda mahasiswa di Indonesia untuk terus memperjuangkan hak-hak demokratiknya dan terus dengan setia bertalian erat dengan perjuangan rakyat. Karena hanya dengan hal tersebutlah kita akan menjadi bangsa dan manusia yang merdeka dan berdaulat seutuhnya." Tandasnya.

Aksi ini terdiri dari beberapa element pemuda dan mahasiswa diantaranya , KBM UBK , LPM Marhaen UBK , FMN , SPJ yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat.