M Novi Verdiansyah


Marhaen ,Jakarta - Konflik antara Menteri pemuda dan Olahraga (Menpora) dan Induk sepak bola indonesia (PSSI )  Semakin lama semakin panas saja ,  Sikap kedua belah pihak yang bersikukuh dengan egonya masing-masing semakin memanaskan  konflik diantara keduanya

Terbaru federasi sepak bola dunia (FIFA) Resmi menjatuhkan sanksi larangan terlibat dalam kompetisi yang bernaung dibawah FIFA  terhadap Federasi sepak bola Indonesia(PSSI) .

Lalu siapa aja korban akibat Konflik berkepanjangan  antara Menpora dan Pssi ? 

Tentu saja klub terkena imbasnya , kita ambil contoh Persija Jakarta , Klub yang berbasis di Ibu Kota Indonesia ini menunggak gaji para pemainya hingga 3 bulan , alasan manajemen Persija belum mampu melunasi hak-hak pemainya dikarenakan uang Sponsor yang belum dicairkan oleh Sponsor akibat Konflik antara Menpora dan Pssi yang membuat kompetisi terhenti dan sponsor pun menunda mencairkan dana untuk kebutuhan tim selama satu musim.

Tentunya Sponsor tidak bisa disalahkan dalam hak ini , karena Sponsor pun ingin merk mereka dikenal dan mendapat Include dari masyarakat hasil memajang Merk mereka di Jersey sebuah Klub , karena sejatinya sepak bola haruslah memiliki kejelasan di segala aspek seperti jadwal yang jelas tidak berubah-rubah .

Pemberhentian  Kompetisi yang membuat klub menunggak gaji pemainya  , yang membuat pemain harus memutar otak untuk menghidupi keluarganya , kompetisi dihentikan permanen karena konflik yang terus berkepanjangan ? , Lalu bagaimana nasip pelatih , pemain dan official klub yang mata pencaharian utamanya ada di sepak bola ? , bisa  dibayangkan jika satu klub memiliki 25 pemain dikali 18 Klub di ISL ditambah klub Divisi Utama dan pemain di kompetisi Amatir Liga Nusantara , bisa dibayangkan berapa ratus pemain yang akan menggagur sedangkan pemain butuh uang untuk menghidupi keluarganya sebagai tulang punggung keluarga .

Selain Klub dan Pemain yang terkena dampak dari penundaan kompetisi adalah pedagang kecil , pada saat pertandingan sepak bola para pedagang kecil sangat mendulang untung yang bisa dikatakan sangat besar , Contohnya pedagang air mineral di dalam stadion , satu botol air mineral yang biasanya di warung-warung kecil harganya 2000-3000 di dalam stadion bisa mencapai 5000 rupiah/botol bisa dibayangkan berapa untung yang mereka dapatkan , salah satu Pedagang yang dirugikan saat ISL ditunda adalah penjual atribut klub sepak bola , ketika sebuah klub sepak bola sedang dalam performa yang apik otomatis mendongkrak omset penjualan Pedagang atribut sepak bola ini , namun ketika kompetisi dihentikan bisa juga memberhentikan mata pencaharian para pedagang atribut ini dan omset mereka otomatis akan turun dan menggalami kerugian karena sudah terlanjur memproduksi dalam jumlah yang banyak atribut-atribut sepak bola untuk dijualnya saat kompetisi ISL Dimulai.

Selain pedagang yang terkena imbas konflik Menpora dan PSSI  tentunya yang benar-benar menjadi korban adalah Supporter/masyarakat pecinta  sepak bola indonesia, tentunya supporter  ingin melihat tontonan sepak bola dalam negri karena sepak bola dalam negri benar-benar real mendukung klub kesayanganya secara langsung , Supporter/Masyarakat tentunya jenuh hanya melihat liga-liga luar negri yang hanya bisa dilihat dari layar kaca , Karena ketika menonton di dalam stadion lebih bisa merasakan atmosfir yang mengelora ketika mendukung klub kesayangan dengan nyanyian-nyanyian penyemangat kepada klub yang mereka cintai .

Semoga Konflik Menpora dan Pssi bisa cepat berakhir agar Masyarakat dan Pecinta Sepak bola indonesia mendapat hiburan dari aksi-aksi dari Liga Indonesia di lapangan .

BRAVO SEPAK BOLA INDONESIA !!!