laporan. fey -Lpm Marhaen
 

Marhaen-Jakarta, Sejak empat hari lalu, Berbagai media menyoroti prihal penggusuran kampung pulo, penggusuran yang dilakukan oleh pemprov DKI itu sungguh mencederai rasa kemanusiaan dan rasa kebangsaan rakyat indonesia. Suku Anak Dalam (SAD) menyatakan sikap di Pelataran Gedung YLBHI, Jl. Diponegoro No 74, Menteng, Jakarta Pusat . Minggu, 23 Agustus 2015.

Penggusuran yang selama ini terjadi di jakarta selalu menyasar rakyat miskin di daerah pinggiran kali, pinggiran rel kereta api  dan pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya hanya dengan ganti rugi terbatas, bahkan tidak sama sekali.

”oleh karena itu, kami suku anak dalam (SAD) batin 9- batin bahar di jambi, memberi dukungan penuh terhadap perjuangan warga jakarta menolak penggusuran serta mengecam tindak kekerasan yang dilakukan terhadap warga kampung pulo, kami juga mengajak seluruh element masyarakat untuk bersatu-padu melawan segala bentuk penghisapan dan penindasan yang dilakukan oleh kapitalisme monopoli internasional” Ujar Jupri (SAD)

Suku anak dalam (SAD)  di jambi, khususnya yang berkonflik dengan PT.REKI saat ini tengah berjuang untuk mendapat pengakuan negara sebagai pemegang hak atas hutan yang saat ini di klaim oleh negara secara sepihak.