Emir Purnama


Marhaen ,Jakarta- Menyambut Hari Tani Nasional yang jatuh pada selasa (22/09), Front Perjuangan Rakyat (FPR) menggelar seminar nasional dengan tema "Tanah Untuk Rakyat?" yang diselenggarakan di Gedung Teater Daun , Universitas Indonesia. 

Seminar nasional tersebut diselenggaran dengan tujuan membeljeti permasalah pertanahan dan konflik agraria nasional.

Menurut Racmat Panjaitan, rezim Jokowi-JK tidak mampu mengimplementasikan land reform yang  digagas Bung Karno untuk kepentingan petani dan rakyat. Pasalnya, dengan pembangun infrastruktur yang dijalankannya mengorbankan banyak petani yang kehilangan lahan garapannya dan juga jutaan rakyat yang kehilangan rumah dan mata pencariaannya.


"Rezim Jokowi-JK hanya menyebarkan ilusi dalam Nawa Cita nya yang menyebut akan membagikan sembilan juta Ha lahan untuk land reform bagi para petani", ujar Rachmat Panjaitan selaku ketua panitia seminar nasional.


Dalam seminar ini juga menjadi ajang konsolidasi organisasi massa, mahasiswa, organisasi tani, organisasi buruh, organisasi kaum miskin kota. Konsolidasi tersebut untuk menguatkan gerakan massa rakyat untuk menuntut rezim Jokowi-JK menuntaskan reformasi agraria demi kepentingan rakyat.


"Kita semua yang hadir disini yang terdiri dari berbagai organisasi menyatukan kekuatan untuk aksi hari tani nasional