Deni Ardiansyah , Alumni FISIP UBK




Belum hilang diingatan kita 4 tahun lalu, tepatnya 27 Maret 2012. Saat itu mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia bergerak ke Jakarta. Ribuan mahasiswa masuk ke Jakarta saat itu, bersepakat untuk mengadakan Aksi menuntut Turunkan SBY - Boediono dan adili seadil-adilnya dan cabut mandat DPR/MPR.

Disaat konsolidasi dan aksi terjadi di setiap daerah dan tak ada henti-hentinya. Bersamaan pula pemerintahan SBY yang mengeluarkan rencana kebijakan kenaikan harga BBM. Konsolidasi dan aksipun mulai semakin rajin dilakukan mahasiswa di kampus di berbagai daerah di Indonesia. Kampuspun mulai menjadi basis perlawanan kembali saat itu, nuansa heroik kaum muda kampus ini mulai bermunculan. Aksi di depan kampus, aksi regional, sampai kemudian aksi nasional di Jakarta.

27 Maret 2012 menjadi tanggal sejarah baru dimana semua basis-basis gerakan, mahasiswa, rakyat, buruh dan elemen lainnya menjadi satu dalam menyuarakan perlawanan terhadap pemerintahan SBY saat itu. Banyak cerita tentang harapan, cita-cita perubahan, impian perubahan, sampai doa dalam berjuang tumpah ruah menjadi satu tujuan tekad.

Riak suara bergema seantero Ibu Kota dan negeri dimana mahasiswa dari berbagai kampus, berbagai almamater bergandeng tangan, berteriak bersama, memancangkan bendera, mengibarkan panji, mengacungkan rotan, gagah berani dan riang menjadi gambaran heroik mahasiswa dalam merebut perubahan dan melawan penindasan.
Darah mengucur di kepala, di tangan, di badan, keringat bercucuran, hujan turun terasa menelan seteguk air dan menambah semangat dalam menghadang apapun yang menghalangi di depan. Ribuan aparat polisi senjata lengkap yang siap menghadang mahasiswa, bentrokan menjadi pilihan sebagai perlawanan dan konsekuensi perjuangan. Ratusan mahasiswa ditangkap, dipukul, diinjak-injak, dianiaya, 2 mahasiswa di tangkap dan sampai diadili di pengadilan.

Perjuangan belum selesai....

70 tahun sudah Indonesia merdeka, perubahan ke arah yang lebih baik masih jauh dari harapan rakyat Indonesia sebagai pembayar pajak. Harapan ini masih terus diperjuangan hingga saat detik ini. Rakyat akan terus memperjuangkan kehidupannya, berharap pajak yang dikeluarkannya itu menjadi kesejahteraan buat dirinya dan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Situasi inilah yang mendorong kami untuk terus memperjuangkan harapan-harapan terpendam rakyat. Melihat kondisi negara saat ini semakin memprihatinkan, harga bahan pokok yang menjadi konsumsi rakyat tidak semakin stabil harganya, bbm yang sering dinaik turunkan.

Untuk itu menjadi kewajiban sejarah perjuangan mahasiswa pada tahun 2012 lalu untuk kemudian diteruskan kembali, diperjuangkan kembali saat ini. Konsolidasi masih terus dilakukan kawan-kawan dari kampus ke kampus dari daerah ke daerah untuk menyampaikan situasi yang harus kita perjuangkan.

Perlawanan Konami tidak hanya berhenti pada sebuah kisah, legenda, cerita saja Namun menjadi langkah bersama yang harus kita tuntaskan. Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan yang tidak pro rakyat selama itulah akan berhadapan dengan kami. Perlawanan di jalan akan kita tampilkan kembali karena ini adalah sebuah jalan perjuangan yang akan selalu lahir di zaman siapapun.

4 Tahun perjuangan Mahasiswa 2012
27 Maret 2012
Aktivis Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (KONAMI)