Oleh. thomas mahasiswa ubk


Foto: Google
Marhaenpress- Tentang siapakah pemimpin, apa yang menetukan kepemimpinan, dan bagaimana seseorang dapat berhasil menjadi pemimpin, telah menjadi pertanyaan sejak jaman dahulu kala. Menjawab pertanyaan ini bukan suatu hal yang gampang. Sebagai contoh dapat di kemukakan mengenai orang-orang Spartan.

    Pada jaman Spartan dahulu, kepemimpinana di pegang oleh orang-orang yang kuat fisiknya, dan gagah berani dalam perang. Memang pada jaman itu, rakyat amat menghormati orang-orang yang memiliki kekuatan fisik yang luar biasa. Merekalah yang tampil ke panggung percaturan kepemimpinan kala itu. Tetapi lain lagi di jaman bangsa Athena. Pemimpin di pilih, dan mereka berasal dari kalangan tertentu, yang cakap dan pandai berlogika, fasih bicara dan berpidato.

   Kepemimpinan adalah fenomena yang bersifat universal. Dalam setiap jaman, dan di berbagai sektor peradaban manusia, kepemimpinan merupakan bagian kegiatan yang amat penting . para antropolog mencatat keadan manusia purba, kelompok orang-orang primitive di berbagai belahan bumi telah memiliki system kepemimpinan ditengah masyarakat mereka. Memang sejak jaman dahulu kala, kepemimpinan mendapatkan tempat penting, dan sering merupakan pokok pengamatan, namun paling kurang di mengerti oleh manusia.

  Sekarang kembali kepada pertanyaan, apakah kepemimpinan itu? Selama bertahun-tahun, pengertian dan cara menjalankan kepemimpin mengalami perubahan, berganti dari satu masa ke masa yang lain. Padahal, kompetensi kepemimpinan konsisten dari satu masa ke masa lainnya. Hanya manusia yang dapat menerapkan hal tersebut, dan cara belajar menerapkan hal tersebut berubah-ubah selalu.

    Sejak mulanya manusia telah mempunyai teori kepemimpinan. Namun dari cerita-cerita rakyat, dan dari pengamatan, teori kepemimpinan itu belum memenuhi sasaran secara memuaskan.  Dewasa ini agaknya parah sarjana telah semakin dekat pada pengertian yang lebih mantap, mereka telah belajar lebih banyak di bangku perguruan tinggi tentang administrasi dan manajemen.


    Tetapi kelihatannya merekapun tidak dapat mengambil satu definisi secara universal. Malah analisa secara akademis telah menghasilkan puluhan atau ratusan definisi. Ribuan study telah di buat, tetapi hasilnya tidak menunjukan keseragaman di antaran semuanya. Kemudian timbul pemikiran baru bahwa yang lebih utama bukan soal definisi, melainkan perbedaan di antar pemimpin yang efektif dan tidak, antara organisasi atau perusahaan yang maju atau tidak.

    Pada kesempatan yang lain ada juga orang-orang yang masih berkeyakinan bahwa manusia lahir menjadi pemimpin. Teori semacam ini sering di sebut, teori kepemimpinan “GRAT MAN”, di mana manusia lahir menjadi orang besar atau pemimpin. Memang benar, ada juga orang yang menerima warisan kepemimpinan, seperti dunia kerajaan, dan mereka tetap menjadi pemimpin. Mereka memimpin dan orang-orang yang dipimpin takut kepada kepemimpinan mereka.

   Akan tetapi, pandangan ini pun tidak juga berhasil membuat satu definisi yang universal, manakalah di suatu saat terjadi pula perubahan. Seorang pemimpin yang terlahir atau berasal dari rakyat kecil muncul menjadi pemimpin. Kemudian teori itupun di tolak.

     Demikian teori kepemimpinan mucul dan tenggelam. Kemudian terdengarlah suara-suara pada setiap jaman : “Tuhan, Berilah kami pemimpin. Jaman seperti ini menuntut seorang pemimpin yang berpandangan luas, berjiwa besar, beriman dan rajin atau mempunyai semangat yang luar biasa”.

    Dewasa ini masyarakat, karyawan perusahan sedang menunggu pemimpin. Siapa mereka?, mungkin ada? Ya, siapa tahu, anda sedang di persiapkan untuk itu.

      Baca dan mempelajarilah cara kepemimpinan untuk memimpin dengan baik, ini adalah salah satu dasar penting untuk menghadapi, memimpin dan mengarahkan manusia atau sekelompok manusia ke jalan yang baik.