Yaman Sangadji S.Hum ( Alumni FIB Universitas Indonesia)



Budaya dalam perspektif  orang Maluku adalah sesuatu hal yang sudah menjadi kebiasaan yang dititipkan oleh para  leluhur di daerah masing-masing,yang kemudian harus diterapkan dan harusdilanjutkan oleh generasi berikutnya.  Hal ini yang mana telah terlihat dinegeri Maluku dengan  semboyang ‘orang basudara’. 

Menurut pemikiran para ahli bahwa budaya dapat didefenisikan  sebagai sebuah identitas yang tidak bisa diubah dan di abaikan,budaya harus tetap dilestarikan dan patut dijaga  dengan baik demi masa depan anak cucu bangsa.  Di era globalisasi yang semakin pesat yang diikutioleh  perkembangan zaman sebagian dari sekian banyak generasi  bangsa yang kurangmemahami esensi dari budaya itu sendiri,  hal ini terbukti dengan hilangnya filosopi dan hal-hal  tradisional yang telah hilang se akan akan ditelan zaman,maka dari itu kita perlu adanya sebuah edukasi khusus  tentang penerapan budaya yang harus dimulai dari sejak  sekolah tingkat SD sampai ke jenjang yang lebih tinggi.

Di Maluku sendiri dulu kita sering  mempraktekkanpermainan-permainan local seperti permainan  main klereng, rumput kakaran dikepulauan tanibar Maluku  utara, bambu gila dan lain sebagainya. Permainan-permainan seperti ini sangat unik, sehingga kalau kita tarik dalam perspektif edukasinya anak anak-anak dapat di ajarkan untuk bagaimana bisa bekerja sama satu sama lain dan bisa bersosialisasi dengan sesama. Tanah Maluku yang sering kita sebut sebagai tanah para  raja-raja itu menyimpan banyak budaya, hal ini terbukti dengan adanya slogan pela gandong yang artinya hidup rukun antar sesama negeri. Dalam lintaspemikiran kita harus secara objektif memahami esensinya sehingga kebiasaan inidapat kita  wariskan sampai anak cucu kita. Budaya tidak bisa terlepas dari adatistiadat karena saling melengkapin satu sama lain.  Ketika adat istiadat akan dijalankan maka patut di lihat dari segi budaya sebaliknya seperti itu. Dengan hal ini maka  konteks budaya haruslah dijaga dengan baik untuk memajukan  Maluku.Ketika kita berbicara dalam ruang lingkup Negarabahwa  suatu bangsa ingin maju dan tidak bukan saja dilirik dari  segi politik,ekonomi, hukum, dan lain sebagainya. Majunya  suatu bangsa harus juga dilihatdari konteks social budaya  sebab ini adalah roh yang menunjukan identitas suatubangsa  dan Negara.  

Maka dalam gagasan spritualnya the founding fathers bangsaIndonesia mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menjunjung tinggi hakekat dan identitas bangsanya  sendiri. Yang menjadi pertanyaannyaapakah kita dapat menjaga  amanat dari konseptor ulung bangsa Indonesia?, kita butuh  proses pembelajaran dan kita harus mampu mengambil bagian  untuk sama sama merawat budaya dengan baik sebagaimana  mestinya. Maluku adalah negeri seribu pulau hal ini dapat kita katakan  bahwa dengan banyaknya pulau-pulau inilah yang secara otomatismenyimpan budayanya masing masing entah itu dari  segi bahasa daerahnya,permainan tradisional, maupun ritual  adatnya. Maka dari itu ini tidak bisaterlepas dari peran pemerintah lewat kementrian pendidikan dan budaya harus mengaplikasikan pendidikan budaya di tiap-tiap  institusi seperti sekolahtingkat SD, SMP, sampai SMA untuk bisa belajar tentang mata pelajaran budayalocal yang  dimiliki daerah masing- masing.  

Kita sepakat ketika program ini diterapkan makagenerasi kita akan cerdas dalam memahami inti dan makna dari budaya  itusendiri. Sebab program-program unggulan seperti ini minim  kita jumpai padatiap-tiap institusi pendidikan formal, mungkin ada sebagian yang sudah diterapkan, tetapi di Maluku  sendiri belum terlihat buktinya hal ini terbuktimasih  kurangnya bimbingan edukasi yang didapatkan generasi Maluku  dipelosok-pelosok daerah terpencil.

Maka dari itu pemerintah daerah lewat instruksi pemerintah  pusat yang dikoordinir langsung oleh kementrian pendidikan  dan budaya harus bekerja sama dengan semua komponen dan masyarakat untuk sama membuat program-program yang  konstruktif sehingga bisa mengembalikan daya ingat serta  kebiasaan danidentitas anak- anak lewat proses pengenalan  budaya Maluku pada khususnya. Halini juga harus melibatkan masyarakat karena ini mencakup hajatan masa depananak cucu  Maluku kedepan, sehingga kita dapat memajukan provinsi ini  sampai ketingkat nasional maupun internasional lewat   budaya yang kita miliki. Semoga apa yangmenjadi harapan dan cita cita generasi Maluku dapat terrealisasi dengan baik, tentunya secara konsisten, lugas dan tuntas.