Hadimin Sangadji - Aktivis Muda Maluku


 Jadikan gambar sebaris

Dalam era globalisasi inidimana ilmu pengetahuan dan teknologi akan memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan. Tentunya dalam berbagai dimensi baik itu dimensi politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya. Hal ini tentu sangat membutuhkan tuntutan paradigma berfikir masyarakat untuk ikut serta dalam memajukan dan mengawal proses perkembangan yang berorientasi pada kemajuan suatu bangsa. Selain masyarakat, mahasiswa juga dituntut untuk berperan aktif sehingga bisa mendorong lajunya perkembangan sebuah bangsa yang pada akhirnya akan timbul sebuah perubahan baru dalam konteks era reformasi ini.

Sudah tidak bisa diragukan lagi bahwa peran mahasiswa sangatlah besar dalam sejarah bangsa ini. Gerakan perjuangan mahasiswa sebagai control pemerintahan dan control sosial terus berkembang pesat, hingga terjadi tragedi trisakti yang merupakan gerakan perjuangan pemuda dan mahasiswa. Gerakan ini menuntut reformasi perubahan pemerintahan yang KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dan memaksa Presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Mahasiswa kaum muda umumnya berhasil memaksa sejarah untuk mencatat peran mereka dalam peristiwa-peristiwa sakral di negeri ini. Mulai dari awal pergerakan nasional dengan berdirinya Budi Utomo hingga berakhirnya era orde baru, kita bisa melihat betapa besar peran yang dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa. Dalam ritme perjalanannya diawal abad ke-20, awal dimana era reformasi dan awal dari era globalisasi peran mahasiswa sebagai agent of change, agent of science, dan agent of society semakin pudar ditelan waktu. Dalam penglihatan kita tidak menampilkan lagi idealisme mahasiswa terdahulu yang benar-benar mendedikasikan diri mereka demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Sejarah panjang gerakan pemuda dan mahasiswa merupakan salah satu bukti bahwa eksistensi dan tanggung jawab sebagai rakyat Indonesia dalam memberikan perubahan dan memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia.

Dewasa ini saya menilai sebagian mahasiswa dalam bahasa trendnya disebut mahasiswa modern, banyak terkesan pragmatis dan apatis terhadap berbagai macam persoalan yang timbul di negeri ini. Hanya sebagian yang turut mengambil alih atas kondisi yang melanda negeri ini. Tekanan eksternal begitu kuat seakan melunturkan semangat juang dan patriotisme pemuda terdahulu yang seharusnya diwarisi oleh kaum intelektual.
Mahasiswa yang memiliki andil dan tanggung jawab abadi dalam menorehkan tinta-tinta sejarah perjuangan. Hanya saja fakta empiris memperlihatkan kepada kita bahwa mahasiswa yang dulu agak memiliki perbedaan yang cukup jauh dengan mahasiswa yang sekarang. Pemikiran-pemikiran individualisme mahasiswa seharusnya dibuang dan beralih kepada pemikiran sosial demi mewujudkan kehidupan bangsa dan negara. Mahasiswa yang bertoleransi dan berjiwa sosial terhadap lingkungan. Esensi moralitas sangat memiliki tujuan positif sehingga mampu menetralisir dan memberikan dukungan perubahan etika dan cara pandang kita perihal memajukan sebuah bangsa dan negara.

Berangkat dari konsep Helden (977) dan Richard (1971) merumuskan pengertian moral sebagai kepekaan dalam pikiran, perasaan, dan tindakan dibandingkan dengan tindakan lain yang tidak hanya berupa kepekaan terhadap prinsip dan aturan . Selanjutnya dalam analisa kritis yang coba dibangun oleh Atkinson (1969) mengemukakan bahwa moral atau moralitas merupakan pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Sehingga kalau kita tarik dalam sebuah kesimpulan bahwa moral sendiri memiliki makna keyakinan, karakter dan kelakuan yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Dari konsep yang dibangun oleh beberapa tokoh terkait dengan esensi moral, maka seyogyanya dapat kita jadikan sebagai sebuah kajian khusus untuk dimaknai substansi dan eksistensinya. Kita harus mampu menjunjung tinggi nilai moralitas dan idealisme sebagai syarat mengusung sebuah trobosan baru. Sebab tanpa idealisme tampaknya dunia terjebak dalam rutinitas dan kebosanan, dan mungkin dekaden lalu kemudian tenggelam. Itu sebabnya, idealisme perjuangan mahasiswa harus terus dipelihara dan dijaga agar tidak mencong sehingga tetap menjadi pedoman yang kredibel.

Harapannya semoga ada perbaikan lewat upaya yang dibangun oleh kaum intelektual dengan memperbaiki mind set dan paradigma berfikir, kemudian perubahan sikap yang pada akhirnya melahirkan pelaku-pelaku perubahan yang cerdas, terampil dan tidak pragmatis terhadap persoalan yang menghantui tubuh bangsa ini.