Maharani & Elvin
(Foto
: Aksi Mahasiswa Tolak Politisasi Kampus/Maharani)
|
Marhaen, Jakarta – Beberapa mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) menggelar
aksi Tolak Politasasi Kampus pada hari Jum’at (11/08/17) di Universitas Bung
Karno, Jl. Kimia No. 20, Menteng, Jakarta Pusat.
Aksi Mahasiswa tersebut digelar
terkait rencana Kunjungan UBK ke Hambalang, Bogor, Jawa Barat Minggu (13/08/17)
serta Kunjungan Prabowo pada Kamis, 17 Agustus 2017 mendatang saat Upacara Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia di kampus UBK.
Adapun 6 hal tuntutan mahasiswa
yakni :
1. Menjaga
Indepedensi Mahasiswa Universitas Bung Karno.
2. Menolak
Kunjungan Mahasiswa UBK ke kediaman Prabowo 13 Agustus 2017.
3. Menolak
Kedatangan Prabowo Subianto (Ketua Umum Partai Politik) di UBK pada 17 Agustus
2017.
4. Menolak
Politisasi Kampus dan Berafiliasi dengan Lembaga Politik apapun.
5. Kehadiran
Prabowo tidak mengandung nilai – nilai akademis.
6. Menyayangkan
sikap Rektor UBK terkait tanda tangan resmi dalam undangan tersebut seakan
keharusan/wajib diikuti oleh Mahasiswa UBK.
Ilwan Nehe salah satu peserta
aksi mengungkapkan bahwa aksi tolak mahasiswa tersebut terkait tuntutannya
yakni menjaga independensi mahasiswa UBK.
“Pertama kita itu menjaga
Indepedensi Mahasiwa Universitas Bung Karno dalam artian kita itu punya nilai –
nilai akademik kita harus indepeden tidak boleh ada pihak – pihak dari luar
apalagi lembaga politik,” ujar Ilwan saat ditemui ditengah – tengah aksi
(11/08).
Ia juga menambahkan bahwa
kunjungan mahasiswa UBK ke kediaman Prabowo Subianto yaitu Padepokan Garuda
Yaksa di Bukit Hambalang bukan kegiatan urgensi yang harus dilakukan.
“Menolak kunjungan mahasiswa UBK
ke kediaman Prabowo dalam artian se – urgensi apa. Dan dia ini tidak termasuk
dalam Keluarga Besar Univesitas Bung karno,”tambah Ilwan.
Ilwan juga menegaskan bahwa
menolak politisasi kampus dan berafiliasi dengan Lembaga Politik manapun.
“Melolak politisasi kampus dan
berafiliasi jadi kita disitu tidak bisa menutup mata bahwa dari kedatangan Pak
Prabowo ini tidak terlepas dari Ketua Umum Partai Politik, walaupun katanya
kesini dengan membawa nama individu tetapi bahwa saya pastikan 24 jam sebagai
jabatan partai politik itu tidak bisa lepas,” tegasnya.
Ia juga menyayangkan sikap Rektor
UBK yang memberi tanda tangan resmi dalam undangan kunjungan tersebut.
“Menyayangkan sikap Retor UBK
terkait tanda tangan resmi dalam undangan tersebut. Jadi, tanda tangan resmi
yang dilakukan Pak Rektor ini seakan bahwa ini sewajarnya dan seharusnya
diikuti oleh mahasiswa UBK. Mendingan tanda tangan Pak Rektor ini buat
mahasiswa yang belum mengikuti ujian itu kan lebih bermanfaat dibanding dengan
hal – hal yang tidak etis begini,” tandasnya.
Ditemui di tempat berbeda Rikman,
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) serta Diki, Wakil Ketua BEM
FISIP memiliki pendapat berbeda yang menyatakan bahwa kunjungan UBK serta
kedatangan Prabowo harus dimaknai secara substansi terlebih dahulu.
“Yang pertama itu saya pribadi
bukannya menolak. Ini kan harus dikaji dulu substansi dari pada kedatangan Pak
Prabowo dan agenda mahasiswa UBK ke Hambalang. Harus dikaji dari sisi objektif
dan subjektifnya dan pribadi melihat bahwa kedatangan Pak Prabowo ini dari sisi
akademisi itu tidak mengandung nilai – nilai politis, itu yang pertama. Yang
kedua adalah kedatangan Pak Prabowo ini kan banyak opini yang beredar di
masyarakat terutama di lingkungan kampus itu bermasalah dengan masalah
politisasi kampus, secara pribadi saya melihat bahwa kedatangan dia ini tidak
menggunakan simbol – simbol partainya maka kita pun harus menerima asalkan itu
ada nuansa yang menyangkut masalah pendidikan, “ tanggap Rikman (11/08).
Pendapat senada juga disampaikan oleh
Diki, Wakil Ketua BEM FISIP yang mendukung agenda tersebut dengan syarat berada
di posisi netral.
“Setuju dalam artian kita menjaga
netralisasi untuk tidak dijadikan kedatangan kita sebagai mahasiswa untuk
konsolidasi acara politik mereka. Intinya
kita tetap lindungi. Kita ini pada poros yang netral,” ujar Diki saat
diwawancarai (11/08).
Diki juga menambahkan harapan
kedepan atas pertemuan mahasiswa UBK dengan Prabowo Subianto.
“Harapan dari hasil pertemuan itu
kita sebagai mahasiswa bisa lebih mendapatkan pelajaran dari hasil pertemuan
tersebut dan juga Universitas harusnya lebih menyampaikan tentang maksud dan
tujuan dari hal tersebut, sehingga tidak ada terombang – ambing asumsi – asumsi
negatif yang ada disekitar kita yaitu pada masyarakat, khususnya mahasiswa itu
sendiri. Dan untuk mengenai kedepan bahwa kegiatan – kegiatan tersebut dan
lebih baiknya yang proaktif menjelaskan adalah Wakil Rektor III, sehingga tidak
menimbulkan asumsi – asumsi di lingkungan masyarakat. Dan juga pada mahasiswa
sendiri saya harapkan bahwa kedepan kita bisa berhubungan dengan tokoh – tokoh
nasional yang ada untuk menjadi pembelajaran bagi diri kita sebagai mahasiswa
ini untukkedepannya. Kita bisa mengambil gambaran dari mereka – mereka ini dan
juga setidaknya kita bisa lebih baik lagi dalam membawa Indonesia lebih maju
kedepan,”tambahnya.
(MPH&EA/DA )
0 Comments