(foto: Putra dan Putri Indonesia memakai pakai baju adat kebudayaan Indonesia/HH)
Marhaen, Jakarta - Gerakan Putra Putri Indonesia (GPPI) mendeklarasikan Solidaritas Indonesia untuk Rohingya di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta pada Selasa (12/9).

Kegiatan yang dihadiri juga oleh pemuka lintas agama dimulai pukul 16.00  WIB, diawali dengan menyayikan lagu Indonesia Raya dan Bagimu Negeri.

Pernyataan sikap dari organisasi mahasiswa dan organisasi  yang tergabung dalam GPPI menyatakan protes dengan tragedi kemanusiaan di Rakhine State.

Ada 5 tuntutan tuntutan dari deklarasi tersebut, seperti:

  1. Kami putra dan putri Indonesia mendesak pemerintah Myanmar agar menghentikan segala bentuk tindak kekerasan terhadap warga muslim Rohingya.
  2. Kami, putra dan putri Indonesia mendesak pemerintah Myanmar untuk mengembalikan stabilitas keamanan dan perlindungan kepada semua orang di Rakhine State tanpa memandang suku dan agama.
  3. Kami, putra dan putri Indonesia mendesak pemerintah Myanmar untuk membuka akses bantuan untuk warga Rohingya.
  4. Kami, putra dan putri Indonesia mendesak PBB agar secepatnya mengambil langkah-langkah kemanusiaan serta upaya kongkret yang tepat untuk penyelesaian konflik di Myanmar.
  5. Kami, putra dan putri Indonesia mengajak seluruh kaum muda dunia, khususnya di ASEAN untuk menyuarakan solidaritas dan perdamaian untuk Rohingya.
Konflik di Myanmar merupakan tragedi kemanusiaan, terlepas kepentingan apapun kekerasan yang menimpa warga Rohingya tidak dapat dibenarkan. Dan acara deklarasi solidaritas Indonesia untuk Rohingya ini ditutup dengan doa lintas agama dari pemuka agama. (HH/DA)