(Foto : suasana upacara hari pahlawan/FA)
Pada upacara kali ini, Rektor berdiri sebagai Pembina Upacara. Sedangkan peserta terdiri dari seluruh Civitas Akademika, Pejabat Struktural, Dosen Tetap/Tidak Tetap, Karyawan/ti, dan Mahasiswa/i UBK.
Dalam amanatnya, Rektor menyampaikan dua poin pokok yang menurutnya harus diperhatikan.
“Pertama, kita wajib menghormati dan meneladani para pahlawan nasional yang dengan sukarela dan tulus ikhlas berjuang untuk mencapai Kemerdekaan Indonesia. Kedua, sebagai umat yang beriman kita wajib mensyukuri nikmat kemerdekaan bangsa Indonesia tersebut dengan wujud mengisi kemerdekaan guna tercapainya masyarakat adil dan makmur sejahtera lahir dan batin sebagaimana yang diamanahkan oleh para pendiri bangsa”, ucap Rektor.
Ia berharap agar semua generasi penerus dapat mewarisi semangat pantang menyerah, dan berperilaku patriotis dalam mengisi kemerdekaan tersebut. Ia pun coba mengajak seluruh peserta upacara untuk kembali memahami dan menjiwai proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.
Di penghujung pemberian amanatnya, ia sempat membacakan beberapa kalimat yang tarcantum dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya pada alinea ke 3 yang berbunyi, “Atas berkat rahmat Alllah yang maha kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan yang bebas. Maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Ia merasa bersyukur karena telah mengenang sekaligus dapat menikmati alam kebebasan tersebut.
(Foto : Rektor UBK sebagai pembina upacara/FA)
Upacara berlangsung kurang lebih selama 45 menit. Namun pada kegiatan kali ini, pendiri Yayasan Bung Karno, Hj. Rachmawati Soekarnoputri., SH tidak terlihat memasuki kawasan upacara tersebut. Menurut konfirmasi yang dikatakan Rektor, ia berhalangan untuk hadir.
Dan karena jarak waktu yang berdekatan, upacara yang dilaksanakan di Hari Pahlawan ini merupakan penggabungan untuk memperingati dua hari besar, yaitu Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan.
“ini udah kesepakatan kita untuk menggabungkan upacara tersebut”, kata Rektor, saat diwawancarai oleh reporter LPM Marhaen seusai upacara.
Sementara, Purwanto (23) mahasiswa semester 7 Fakultas Hukum yang menjadi pemimpin upacara tersebut. Ia merasa terkesan ketika dapat melaksanakan dan menjadi petugas pada upacara kali ini.
“ini menjadi kebanggaan, bisa menjadi petugas upacara. Sedangkan pahlawan dulu harus mengorbankan darah dan nyawa. Saya merasa tersanjung, bangga bisa mengibarkan bendera di sini”. Ujar Purwanto. (MDP/MDR)
0 Comments