(Foto : Ilustrasi/Google.com)
Antara attitude dan ilmu pengetahuan memang hal yang lumrah bagi kita semua dalam mencapai suatu keberhasilan, baik keberhasilan dalam lingkungan keluarga, kerja, pertemanan, pendidikan maupun di dalam kehidupan bermasyarakat.
Seiring majunya zaman dengan sangat deras, teknologi dan perkembangan menjadi sebuah hal pokok di era milenial, namun sayangnya tidak sejalan dengan perkembangan attitude kaum milenial saat ini. Bahkan attitude saat ini mengalami kemerosotan yang mungkin sangat signifikan perbedaannya di banding dengan era dahulu, dimana masyarakat belum bisa merasakan dampak dari perkembangan teknologi maupun perkembangan lainnya yang mempermudah kita dalam mencari ilmu pengetahuan.
Perbedaan tersebut bisa kita lihat dalam pola kehidupan masyarakat terlebih kaum milenial. Sebagai contoh kecil yang sering kita dengar yaitu; Siswa yang dengan mudahnya merokok dan minum-minuman keras disaat kelas berlangsung, seorang anak yang dengan mudahnya menendang ataupun memukul orangtuanya, mahasiswa yang membunuh dosennya ataupun berkata kurang pantas (kasar) dan masih banyak lagi contoh kecil yang menggambarkan bagaimana kemerosotan attitude saat ini khususnya di alami oleh kaum milenial.
Pengetahuan yang di dapat hanya sebagai tameng penutup akan kemerosotan attitude, meninggi-ninggikan ilmu pengetahuan yang ada padanya tanpa disertai attitude yang baik. Mungkin ilmu pengetahuan yang dimiliki dapat mengubah pola pikir tapi tidak menjurus pada kedisplinan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Pengetahuan mungkin bisa menjadi garda terdepan dalam menggapai kesuksesan tapi tanpa disertai attitude sama dengan NOL BESAR seperti anda ingin pergi kesuatu tempat sudah keren dengan kemeja yang anda kenakan, tak lupa juga jam Rolex melingkar di tangan anda namun anda pergi tanpa mengenakan celana, begitulah kira-kira orang yang memiliki pengetahuan namun tidak dengan attitude. Tidak menutup kemungkinan orang-orang akan menganggap pengetahuan yang ada pada dirinya merupakan bualan semata bila attitude orang itu jelek. Sebaliknya bila attitude seseorang sudah baik , hal itu menjadi nilai plus pada diri orang tersebut walaupun mungkin ilmu pengetahuannya masih sedikit.
Dan lebih mirisnya lagi seseorang yang tidak memiliki attitude ini kebanyakan orang yang memiliki intelektual yang bagus. Kebobrokan attitude ini bukannya hanya tertanam dalam diri kaum milenial saat ini namun, juga menjalar ke kalangan pejabat maupun masyarakat yang notabenenya memiliki intelektual. Sebagai contoh konkret lagi, banyaknya korupsi yang dilakukan oleh siapa? Apakah orang yang tidak sekolah ataupun yang pendidikannya rendah? Tidak lain tidak bukan dilakukan oleh para intelek yang ada di masa kini, tingginya intelektual seseorang saat ini menjadikan dia terjerumus ke suatu hal kebobrokan attitude yang sudah mendarah daging.
Tidak ada aturan yang menyalahkan seseorang dengan kualitas ilmu pengetahuan yang dimiliki bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan hidup ataupun sosial dalam masyarakat. Tapi jika hal yang dilakukan menjurus kepada hal “menjijikkan” apakah ilmu pengetahuan itu akan bermanfaaat?. Jawabannya terletak pada pribadi masing-masing, inilah yang menjadi dasar pentingnya attitude.
Seseorang bisa dikenal akan kepintaran intelektualnya tapi tidak untuk dihargai bila intelektual itu tidak disertai kemampuan dalam bertindak yang disebut attitude. Jadi janganlah meninggikan ilmu pengetahuan yang ada pada dirimu melainkan tanamkanlah dulu sikap dasar attitude yang baik. Karna sesungguhnya ilmu pengetahuan bisa di dapat dari manapun tetapi attitude dirimulah yang mampu merubahnya. Semoga kita dapat memperbaiki attitude kita serta sejalan dengan pentingnya ilmu pengetahuan yang nantinya menjadi buah akan kesuksesan kita.
Penulis : Ayu Monica Gurning, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Karno
Editor : Chaerul Anwar
#attitude #ilmupengetahuan #kemenristekdikti #moral #sukses #mahasiswa #siswa #kaumintelektual #ubk
0 Comments