(Foto: Halte TransJakarta Salemba Carolus. Senin, (20/01)/Rizki)

Marhaen, Jakarta - PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) tengah berupaya mencoba kebijakan baru yang disebut dengan sistem wayfinding, Rabu, (22/01/2020).

Adapun sistem Wayfinding ini hanya mengandalkan pengarah jalan dan pengeras suara yang ada di dalam bus. Tidak ada lagi petugas  yang berada di dalam bus untuk memandu para pengguna TransJakarta selain sopir.

Oki salah satu karyawan PT TransJakarta yang bertugas di halte busway Salemba Carolus menjelaskan tentang teknis Wayfinding.

"Sebenarnya sih sama aja mau didalam bus atau di halte ya, jadi kalo memang didalam bus itu lebih diperhatikan, dihalte juga Petugas Layanan Bus (PLB) harus ngecheck dulu ke dalam bahwa ada lansia yang belum duduk atau udah, atau anak kecil yang belum duduk. Prioritas harus didahulukan, sama aja sih sebenernya," ujar Oki.

Oki juga menambahkan, petugas yang berjaga di halte pada sistem Wayfinding berperan aktif memberikan informasi ke penumpang mengenai bus yang akan tiba di halte TransJakarta.

"Begitu bus tiba, PLB harus langsung menginformasikan tujuan bus itu kemana, transit atau nggak, dan sebagainya, selain itu PLB juga harus memastikan penumpang naik  dan turun bus dengan tertib," tambahnya.

Ditempat yang sama, salah satu penumpang, Johnson (35) mengaku kurang setuju dengan diterapkannya sistem Wayfinding tersebut. Karena menurut dia, sistem ini belum dapat terealisasi di seluruh halte TransJakarta.

"Sangat kurang produktif, jadi menurut saya dia tidak bisa menjelaskan secara detail ketika saya ingin menuju ke tujuan tersebut. Kalo dia cuma satu orang jaga di halte kasihan juga, nggak ke pegang semua tugasnya sama dia,” ujar Johnson.

Jhonson juga menambahkan, petugas yang berada di halte belum  berperan aktif jika dibandingkan dengan sistem lama.

“Menurut saya lebih baik sistem lama ketika PLB ada ditiap bus nya, begitu buka pintu dia menjelaskan kepada penumpang yang akan turun untuk hati-hati dan ketika mau tanya tujuan nggak bingung," tutupnya.

Penulis : Riandika dan Rizky
Editor   : Chaerul Anwar