(Foto: Pemateri & Moderator kegiatan Dialog Lintas Generasi Bangsa Indonesia/Ayu Gurning)

Marhaen, Jakarta -  Timbulnya radikalisme pertama disebabkan karena adanya sifat intoleransi, kedua antipancasila,  dan  ketiga anti NKRI. Penyebab radikalisme tersebut disebarkan melalui ideologi serta dunia maya, selain itu dijelaskan juga mengenai perbedaan dan persamaan radikalisme dengan teroris yang saat ini sering dikaitkan satu sama lain serta deradikalisasi paham radikasime.

Hal ini disampaikan oleh Natalius Pigai (KOMNAS HAM RI periode 2012-2017) selaku pembicara dalam Dialog lintas Generasi Bangsa Indonesia, bertajuk “Peran Hukum Dalam Mendukung Upaya Deradikalisasi Paham Radikalisme dan Pencegahan Paham Radikalisasi Menjaring ke Lintas Generasi Indonesia” di Aula Ir. Soekarno UBK Jl. Kimia No.20 Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, (28/01). Ia mengatakan radikalisme timbul karena adanya beberapa faktor yaitu; kesenjangan, kemiskinan dan kebodohan.

“Pemicu timbulnya radikalisme karena ketertinggalan, kemiskinan, kebodohan sudah pasti, maka meradikalisasinya dengan cara pendidikannya harus ditingkatkan, kemiskinannya dikurangi, penganggurannya dikurangi,” ucapnya.

Natalius Pigai secara khusus juga menjelaskan mengenai masalah kemiskinan, ia menyebutkan angka kemiskinan  di Indonesia mencapai 25,14 juta jiwa  dalam  5 tahun kepemimpinan Jokowi dan hanya turun  1 % dari era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dan  dalam penyampaiannya Natalius Pigai  turut membandingkan kinerja pemerintahan di era SBY dengan era Jokowi dalam 5 tahun terakhir dalam pemberantasan kemiskinan serta pengurangan angka pengangguran.

“Pertama orang miskin di Indonesia itu 25,14 juta hanya selama 5 tahun kepemimpinan Jokowi, Jokowi menghabiskan uang rakyat 10.12 Triliun, iya 10.12 Triliun. Satu tahun APBN Nasional itu 2200 Triliun selama 5 tahun 2200 Triliun ada 5 hampir mencapai 12 Triliun dihabiskan tapi kemiskinan waktu SBY turun itu Cuma 10.96 %, 5 tahun Jokowi pimpin sekarang ini masih 9.84 % Cuma 1% saja, SBY dari 16% ke 10%," tambahnya.

Natalius Pigai mengatakan hal-hal berupa kemiskinan, pendidikan, dan kesenjangan merupakan faktor radikalisme yang terjadi di Indonesia, dimana masalah tersebut merupakan masalah pemerintah yang belum tuntas penyelesaiannya, dan dapat disimpulkan Radikaslime muncul, pemicunya adalah karena pemerintah sendiri. 

“Jadi adek adek semua yang saya sampaikan tadi adalah radikalisme yang muncul karena kesejahteraan, pendidikan yang rendah, kesehatan yang rendah adalah  pemerintah yang memicu dan menimbulkan radikalisme,” tutupnya.

Tambahan, kegiatan ini menghadirkan 4 pembicara yaitu; Natalius Pigai (KOMNAS HAM RI periode 2012-2017), Surya Wiranto (Ketua Umum Yayasan Jatidiri Bangsa), Chrisbiantoro (Akademisi UBK), dan Budi Hartawan (Staff Analisis BNPT).

Penulis : Ayu Monica Gurning
Editor   : Chaerul Anwar