Murder on the Orient Express 2017 merupakan film bergenre
drama misteri yang diadaptasi dari karya novelis Agatha Christie. Mendengar
nama penulisnya mungkin bagi para pecinta novel drama misteri sudah tidak asing
lagi. Tak kurang dari sepuluh judul novelnya diangkat menjadi sebuah film layar
lebar.
Kisah bermula pada tahun 1934 saat Hercule Poirot (Kenneth
Branagh) berkunjung ke Tembok Ratapan, Yerusalem. Poirot yang saat itu sedang
menikmati hidangan di tempat penginapannya diminta untuk mengungkap pencurian
relik di Gereja Makam Kudus, semua warga diminta berkumpul di Tembok Ratapan termasuk juga para
pemuka agama sekitar karena
mereka sebelumnya melakukan rapat di dalam Gereja Makam
Kudus. Disaat para Polisi setempat tidak mampu menemukan bukti temuan apapun, Poirot berbeda ia
berhasil menemukan sebuah retakan kecil ditembok bagian dalam Gereja karena bekas dipanjat oleh sepatu bot dan ternyata bot tersebut
adalah yang dikenakan oleh Inspektur Polisi yang berjaga di Gereja
Makam Kudus. Disini seolah Branagh sang
sutradara ingin meremind kembali kepada para penonton bahwa peran Poirot tidak
bisa dilepaskan dari dunia detektif.
Setelah
berhasil mengungkap pencurian relik, Poirot sang detektif pun merasa
lelah dengan pekerjaannya selama ini dan memutuskan untuk berlibur menikmati waktu luang ke
London, dengan menaiki kereta Orient Express dari Istanbul, setelah sebelumnya
menyeberang dengan perahu dari Palestina menuju Istanbul. Ada pemandangan
menarik ketika Poirot berada di Stasiun
kereta Istanbul, dimana situasi tersebut serupa dengan Turki pada 1930-an
dengan keadaan Stasiun
yang masih kumuh, penumpang berdesakan sambil memanggul koper dan barang
bawaan ditambah kendaraan roda empat yang lalu-lalang tanpa aturan.
Usai
berdesakkan dan wara-wiri mencari kamar yang akan menjadi tempatnya untuk beristirahat, Poirot beserta
penumpang lainpun segera meninggalkan Stasiun Istanbul
yang kumuh tadi. Dan lagi-lagi Branagh benar-benar memanjakan para penonton
lewat sinematografi yang top ketika Orient Express meninnggalkan Stasiun, pemandangan Kota Istanbul seperti tidak
yang terlewat lengkap dari
bidikkan kamera, sangat tampak dengan jelas laut marmara disebelah barat dan Masjid Hagia Sophia disebelah utara, disamping itu tata penataan ruang pada kabin kereta juga begitu apik dan klasik,
rasanya sulit mendapati kereta seperti itu di era saat ini.
Semula perjalanan biasa saja, semua penumpang duduk bersama
dan bercengkrama diruangan makan namun, setelah kereta melewati terowongan pada
malam hari di wilayah pegunungan salju Vikovchi, Kroasia Timur tiba-tiba petir menyambar salah
satu puncak pegunungan salju tersebut
sehingga mengakibatkan longsor dan dari longsoran tersebut sontak menghentikan
laju dari kereta Orient Express
yang anjlok akibat tertimbun gundukan salju longsor. Pada keesokkan
harinya saat Edward Masterman (Derek Jacobi) seorang pelayan kereta hendak
mengantarkan sarapan ke kamar Edward Ratchett (Johnny Depp) seorang pebisnis
yang menjual barang-barang antik, kamarnya terkunci, karena berada dilokasi
Poirot pun ikut membantu Masterman, dan ketika pintu berhasil dibuka, Ratchett
sudah terbujur kaku, dari analisis Dr.
Arbuthnot (Leslie Odom Jr.) seorang penumpang yang juga ada dilokasi, Ratchett
ditikam beberapa kali dengan pisau bilah panjang pada pukul 02.00 pagi.
Disinilah drama dimulai, Tuan Bouc (Tom Bateman) orang yang
bertanggung jawab terhadap
perjalan Orient Express akhirnya meminta bantuan kepada Poirot sang
detektif untuk mengungkap kasus pembunuhan ini,
meski sempat mendapat penolakan karena niat Poirot sesungguhnya adalah
untuk berlibur bukan
menyingkap tabir lagi, ia pun akhirnya menyetujuinya dan meminta Tuan Bouc
memberikan denah dari kereta Orient Express. Penyelidikan pun dimulai,
Poirot yang dipercayakan oleh Tuan
Bouc pun mulai mengintrogasi para penumpang. Poirot menemukan catatan yang ketika dibakar bisa
menjelaskan petunjuk baru, dan benar saja hal tersebut menghubungkan Ratchett
dengan kasus penculikan Daisy Armstrong
yang merupakan anak dari Kolonel John Armstrong. Ratchett menculik Daisy
untuk meminta tebusan berupa uang
namun setelah keluarganya memberikan tebusan Daisy tetap dibunuh. Poirot
akhirnya mengetahui bahwa nama asli Ratchett adalah John Cassetti, sebelum
bunuh diri Kolonel Armstrong pernah menuliskan cerita penculikan anaknya dalam
bentuk surat dan diberikan kepada Poirot.
Sementara penyelidikan terus berjalan dan bukti-bukti
juga terus ditemukan mulai dari saputangan yang berlumuran darah dengan inisial
huruf “H” serta kancing kondektur kereta. Kimono merah milik Caroline Hubbard
(Michelle Pfeiffer) juga diketemukan. Pemandangan menarik terjadi saat Poirot
berdiri memaparkan teorinya
tentang pembunuhan Ratchett/Cassetti kepada para tersangka yang
posisinya duduk tepat dimulut terowongan. Mereka semua memiliki motif sama untuk melenyapkan
Ratchett/Cassetti karena
pembunuhan Daisy dan mereka semua berkerabat dekat dengan Kolonel Armstrong dan
istrinya Sonia Armstrong (Miranda Raison). di akhir cerita Poirot menyimpulkan, keadilan tidak mungkin ada dalam kasus ini, Ratchell/Cassetti layak dihukum mati dan tidak satupun dari
para pembunuh Ratchett/Cassetti
pantas dipenjara.
Menurut penulis, Film Murder on the Orient Express sangat
enak dinikmati terlebih untuk jadi bahan diskusi bersama baik dalam bentuk
bedah film ataupun sejenisnya, dengan alur cerita maju mundur, Agatha Christie sukses membuat penonton
beripikir karena semua tokoh disini memiliki benang merah dengan kasus keluarga
Armstrong, bagi yang belum biasa menonton film bergenre drama misteri
mungkin akan merasa tak sabar menanti-nanti siapa pelaku utama, siapa korban
yang dibunuh atau dilenyapkan, siapa bersekongkol dengan siapa.
Branagh juga terbilang sukses membangun kembali karakter
Hercule Poirot yang mungkin sudah hampir dilupakan oleh sebagian orang. Dalam
pemilihan aktor juga sangat sesuai, terlebih saat Judi Dench memerankan
Dragomiroff secara totalitas dengan keangkuhannya sebagai seorang Aristokrat.
Dalam materinya sendiri sebenaranya sudah bagus karena Agatha Christie memang
senang membuat orang berpikir teka-teki ditambah aktor-aktor yang memang sudah
memiliki karakter kuat seperti Johnny Depp, willem Dafoe, dll
Untuk kekurangan alur cerita ini sendiri, Branagh terlalu banyak
membuang-buang waktu pada plot
saat Poirot mewawancarai para tersangka, hal tersebut sangat kontras
ketika Poirot diperankan oleh Peter Ustinov dalam film Death on the Nile, yang
berani berbicara dengan lugas ketika mewawancarai tersangka pembunuhan di Kapal Pesiar Karnak saat
mengarungi sungai nil.
Penulis : Chaerul Anwar
0 Comments