(Foto : Nadiem Makarim saat memberikan materi/Maria Goreti)

Marhaen, Jakarta- Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menggelar program merdeka belajar episeode 15 dengan tema kurikulum merdeka dan platform merdeka mengajar yang disiarkan langsung dikanal YouTube resmi KEMENDIKBUD RI Jumat (11/02/2022). 
  
Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran selama bertahun-tahun dan belum membaik hingga sekarang, diperparah lagi oleh hilangnya pembelajaran selama Covid 19 hingga meningkatnya kesenjangan pembelajaran. 

Selama masa pandemi  Indonesia menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau tatap maya, semua pelajar mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi melakukan pembelajaran dari rumah masing-masing dengan menggunakan media online seperti WhatsApp, Gmeet, Google Classroom, Zoom dsb. proses belajar tatap maya ini dinilai tidak efektif terlebih pada lembaga pendidikan yang infrastrukturnya belum memadai. 

Pembelajaran jarak jauh menuai banyak keluhan dari berbagai pihak, mulai dari kendala jaringan terlebih satuan pendidikan yang berada di daerah 3 T (terluar, terdepan dan tertinggal), biaya internet yang membengkak ditengah perekonomian yang lemah karena dampak Covid, penyampaian materi yang dinilai tidak efektif oleh guru karena beberapa bahan pembelajaran tidak tersampaikan dengan baik hingga kesulitan yang dialami siswa dalam menerima materi yang diajarkan guru, hal inilah yang menimbulkan krisis dan kesenjangan pendidikan yang begitu tinggi di Indonesia.

Untuk menjawab persoalan tersebut diawal masa pandemi  Kemendikbudristek  telah meluncurkan kurikulum darurat yang merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013 sebagai awal menuju kurikulum merdeka. 

Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menerangkan bahwa Keunggulan dari kurikulum merdeka ini ialah materinya lebih sederhana dan mendalam, siswa dan gurunya lebih merdeka serta lebih relevan dan interaktif, dalam penerapannya satuan pendidikan tidak dipaksakan untuk  menggunakan kurikulum tersebut setiap satuan pendidikan diberikan kebebasan untuk memilih salah satu dari 3 opsi yang diberikan yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat, maupun kurikulum merdeka.

 “Tidak ada yang namanya pemaksaan dalam penerapan kurikulum merdeka ini, karena tujuannya adalah untuk merecovery dari lost learning selama pandemi dan kunci keberhasilan daripada perubahan kurikulum adalah kepala sekolah dan gurunya memilih untuk melakukan perubahan tersebut  ” ucap Nadiem ketika menyampaikan materi.

Selain kurikulum merdeka kemendikbudristek juga meluncurkan platform merdeka mengajar secara bersamaan yang menjadi tema penggerak untuk guru dalam mewujudkan profil pelajar pancasila.
Nadiem mengungkapkan platform merdeka belajar ini diberikan kepada guru untuk mengembangkan diri dalam praktik pembelajaran dengan fitur-fitur yang dimiliki oleh platform tersebut.

“platform merdeka mengajar merupakan suatu platform yang diperuntukan untuk guru dengan menyediakan berbagai referensi yang dapat membantu guru untuk mengembangkan diri melalui video inspiratif  dan dapat diakses tanpa batas, guru juga memperoleh praktik mengajar sesuai dengan kurikulum merdeka”

Ada banyak hal yang dapat diperoleh guru dalam paltform merdeka mengajar  tersebut sehingga guru dapat lebih mudah untuk mengajar dengan panduan yang ada pada platform tersebut, guru juga dapat belajar dari video-video inspiratif, sekaligus mendorong guru agar tetap berkarya seperti membangun portofolio untuk karyanya, semuanya itu dapat diakses melalui aplikasi merdeka belajar dan laman situs https:/guru.kemendikbud.go.id. 

Terakhir dalam penyampaian materinya Mendikbudristek mengajak semua pihak untuk bergerak bersama mewujudkan transformasi pendidikan Indonesia.

Penulis: Maria Goreti Ceria
Editor : Ayu Gurning