(Foto : ilustrasi NFT Karafuru/Discord)

Marhaen, Jakarta - Dunia digital selalu melahirkan sesuatu yang baru setiap waktunya dan menarik untuk dibahas. Hal tersebut kemudian mendorong SiberKreasi bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar program Obrol-Obrol Literasi Digital (OOTD) episode 1 dengan tema "Mengenal Dunia NFT dan Blockchain", yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube. Kamis (17/02/2022).

Saat ini, sosial media tengah diramaikan dengan perbincangan mengenai Non-Fungible Token, apalagi setelah sosok Ghozali yang berhasil meraup kentungan hingga menyentuh miliaran rupiah di salah satu aset investasi yaitu NFT.  Seolah telah menjadi trendsetter, hampir semua orang kini memperbincangkan mengenai NFT tersebut.

Mudahnya, Non-Fungible Token adalah aset digital yang hanya dapat dimiliki oleh seseorang. Sebagian besar NFT menggunakan teknologi blockchain ethereum untuk merekam transaksi di dalamnya. NFT mewakili barang berharga atau unik dengan nilai tukar yang tidak bisa diganti.

Syammas P. Syarbini selaku Social Media Curator Indonesia NFT (IDNFT) menjabarkan mengenai komunitas NFT terbesar di Indonesia yang mendukung kreatif untuk belajar, berjejaring dan berkarya dengan ekosistem NFT. Komunitas ini juga bergerak pada perkembangan blockchain technology seperti NFT dan Metaverse.

Tidak hanya itu, IDNFT juga memiliki program yang sangat berkualitas seperti belajar dari nol masuk ke NFT Art, Promosi karya para artist (Artist Of The Week), mengadakan pameran, serta. Kegiatan lain yang berkenaan dengan NFT itu sendiri.

Seperti yang kita ketahui, eksistensi NFT sekarang cukup menduia, hal ini membuat NFT menjangkau beberapa sektor yang berbeda seperti NFT Art dimana sebuah karya dikemas dalam bentuk digital seperti NFT Music, NFT Games & NFT Projects.

Hal tersebut memberikan kesempatan bagi para seniman untuk dapat berkembang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Mereka dapat mempromosikan karya-karya mereka dan dikenal lebih banyak di seluruh dunia maka dari itu para seniman Indonesia pun juga semakin terkenal di kancah dunia.

“Dalam dunia NFT kita harus perbanyak riset dibanding memikirkan keuntungan, langkah pertama mengenal NFT itu menjadi seorang kolektor dan juga seorang pengamat," ujar Syammas.


(Foto: saat berlangsungnya acara/Misya)

Bhredipta Sacarana selaku perwakilan dari Indonesia Youth Internet Governance memaparkan apa itu Blockchain, secara sederhananya Blockchain merupakan metode penyimpanan data secara multipihak yang menjaga integritas data.

Blockchain sendiri memiliki sistematika kerja yang cukup kompleks, cara kerja blockchain dimulai ketika sebuah blok menerima data baru. Sistem Blockchain sendiri terdiri atas transaksi dan blok. Setiap blok berisi rangkaian hash kriptografi dan hash dari blok sebelumnya, sehingga dapat membentuk sebuah jaringan. Sifatnya yang P2P (Peer to Peer) membuat komputer dalam jaringan memeriksa dan memastikan informasi atau data dalam blok adalah transaksi yang valid. 

Proses ini adalah proses terdesentralisasi yang terjadi di antara berbagai mode jaringan. Setelah menerima informasi baru, hash kriptografi akan mengambil data tersebut dan mengubahnya menjadi sebuah rangkaian kode unik (compact string). Lalu, setelah transaksi diverifikasi dan dianggap valid, data tersebut ditambahkan ke satu blok baru.

“Sama halnya dengan internet, NFT dan Blockchain sulit untuk dideskripsikan namun mudah untuk diterapkan jika kita telah mempelajari dan meriset nya dengan mendalam. Bukan berarti kita harus menutup mata dengan kemajuan teknologi, hal tersebut sangat membantu banyak orang dalam memajukan daya kreativitas untuk masa depan” ucap Bhredipta pada acara tersebut.

Blockchain sendiri pun memiliki potensi di masa depan, salah satunya dari segi keamanan data yang dimiliki. Saat ini, masih banyak orang yang belum menyadari betapa pentingnya melindungi data pribadi. Padahal, data merupakan aset berharga yang harus dijaga dengan baik karena dapat dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan merugikan pemilik data.

Menggunakan central database, kekurangannya adalah mudah di-hack karena terdapat single point of failure. Itu berarti, semua data disimpan dan dikelola dalam satu titik. Akibatnya, jika terjadi apa-apa misalnya perusahaan bangkrut, data yang dimiliki bisa hilang atau tidak bisa digunakan lagi. Sebaliknya, penyimpanan data via blockchain lebih aman karena menggunakan sistem security by sharing. 

Akan tetapi, diperlukan bandwidth yang sangat besar untuk membangun sebuah aplikasi di jaringan blockchain. Menurut, Bhredipta  hal ini bukan sesuatu hal yang tidak mungkin akan terjadi pada masa depan. Perkembangan teknologi yang sangat pesat adalah buktinya.

Dari segi transparansi, teknologi blockchain sangat mendukung. Siapa pun dapat melacak dan mengakses data yang dibagikan melalui jaringan ini. Namun, adapula keunggulan lain berupa data sovereignty, yakni adanya kekuasaan untuk tidak membagikan data pribadi yang tidak perlu kepada orang lain. Pemilik memegang kuasa penuh atas data yang berharga tersebut tanpa intervensi dari pihak lain.

NFT dan blockchain merupakan sebagian kemajuan teknologi dunia, hal tersebut dapat menjadi pisau bermata dua. Bagaimana kita mengolah kemajuan teknologi, hal tersebut dapat berimbas baik akan tetapi,  namun, jika diolah dengan buruk itu bisa menjadi pedang yang menusuk kita.

 

Penulis : Artemisya Christian

Editor   : Dika Maulana