Sutradara : Mo Hong Jin
Produser : Kim Dae Gun
Penulis : Mong Hong Jin dan Yoo Da Young
Skenario : Mong Ho Jin
Genre : Human Drama
Distributor : Cinepirun
Durasi : 156 Menit
Tahun Rilis : 2022
Film 2037 menggambarkan kehidupan seorang remaja bernama Yun Young yang hidup bersama ibunya penyandang tuna rungu. Kehidupan mereka terlihat sulit di mana Yun Young harus putus sekolah diam-diam dari ibunya dan bekerja paruh waktu demi kehidupannya tercukupi sebab setelah ayahnya meninggal banyak masalah keuangan yang harus diselesaikan.
Yun Young sangatlah menyayangi ibunya hal itu bisa dilihat dari mimik wajahnya yang tersenyum gembira saat berswafoto bersama dan menggenggam erat tangan ibunya saat melewati jembatan bersama. Yun Young juga merupakan remaja pintar dengan keterbatasan membuat ia tak dapat bersekolah lagi, tetapi ia bertekad untuk mengambil ujian untuk menjadi pegawai pemerintah.
Suatu hal yang tak pernah diharapkan oleh siapapun terjadi kepadanya, ia menjadi korban pemerkosaan oleh bos ibunya sendiri.
Setelah melakukan aksi bejat tersebut ia pun mengancam Yun Young akan membunuh ibunya lebih parahnya ia juga akan memperkosa ibunya juga sebelum membunuhnya. Yun Young yang saat itu dilanda amarah memukul kepala lelaki tersebut yang kali itu hendak menghampiri ibunya.
Oleh karena itu Lelaki tersebut pun tewas, Yun Young pun harus menanggung konsekuensi dari hal tersebut, yaitu harus hidup dibalik jeruji besi dengan dakwaan 5 tahun kurungan penjara. Sebab tindakannya tersebut tidak bisa disebut sebagai suatu pembelaan diri malah dianggap sebagai suatu tindak pembunuhan.
Di dalam sel Yun Young bertemu dengan lima narapidana lain mereka sangat mengasihi Yun Young. Namun, ada salah satu narapidana yang memiliki masalah emosional berlaku kasar kepadanya. Berjalannya waktu keadaan dalam tahanan berubah membaik kini ruangan tersebut diisi dengan semangat Yun Young yang gigih untuk tetap bertahan.
Suatu hari Yun Young jatuh sakit hingga harus di cek di klinik nyatanya hal mengejutkan terjadi, dokter yang memeriksanya yakin bahwa ia hamil. Ia terpukul hingga lari keluar menggebrak-gebrak gerbang lapas tahanan sambil berteriak “ibu ibu ibu”. Yun Young terpaksa masuk sel isolasi sebagai suatu hukuman.
Tak kuasa menerima takdir, ia pun mencoba mengakhiri hidupnya sendiri dengan menancapkan potongan kaca ke perutnya sendiri namun digagalkan. Sejak saat itu juga ia menolak kunjungan ibunya dan mengirimi ibunya surat untuk bertemunya satu tahun lagi.
Yun Young kini coba menjalin hidupnya kembali dan menghadapi sidang banding, dalam persidangan tersebut Yun Young mengakui bahwa ia seorang pembunuh namun ia juga merupakan korban pelecehan seksual.
Dari pernyataan tersebut Yun Young tetap harus dipenjara, tetapi kabar baiknya adalah hukumannya dikurangi jadi hanya satu tahun penjara. Kehidupan yang tadinya mulai terlihat membaik ternyata salah, Yun Young mengalami kontraksi hebat ia meminum banyak pil yang diam-diam ia kumpulkan dari dokter dengan alasan pusing kepala.
Yun Young dilarikan ke rumah sakit. Saat sedang berada di meja persalinan, ia sama sekali tidak melakukan usaha untuk mendorong bayinya keluar walaupun dokter sudah berkata bahwa itu akan membahayakan dirinya dan bayinya. Ia tampak seperti sudah menyerah akan keadaan yang ada.
Kelebihan dari film tersebut adalah isi dan makna yang terkandung sangatlah dalam, karena jarang film yang menyoroti bagaimana dampak korban pelecehan seksual serta realita bagaimana korban diperlakukan bukan sebagaimana mestinya.
Sayangnya film ini tak luput dari kekurangan, yaitu bagaimana awalan seorang pelaku yang minum-minum alkohol seakan akan menjadi penyebab hal itu terjadi, yang membuat sorotan dari perbuatan si pelaku yang mana seperti suatu tindak pembenaran. Padahal, nyatanya pemerkosaan dan kekerasan seksual terjadi karena dorongan dalam diri si pelaku yang tidak dapat mengontrol tindakannya.
Secara keseluruhan film ini tetap direkomendasikan meski terdapat kekurangan. Film ini bisa menjadi sebuah titik di mana timbulnya kesadaran masyarakat yang masih awam terhadap permasalahan ini meskipun kejadian ini terus menerus berlanjut serta berulang di masyarakat.
Penulis : Na'ilah Panrita Hartono
Editor : Bintang Prakasa
0 Comments