Rumah, seharusnya jadi tempat berlindung
Justru menimbulkan rasa merundung
Seperti cakrawala ditutup mendung
Rumahku di segregasi dinding beton membusung
Orang-orang datang silih berganti
Dengan hasrat merayu, menyusuri, hingga intimidasi
Sungguh ironi bagi negeri ini
Seakan kami anak tiri bagi ibu pertiwi
Kami diusir tanpa ditanya
Dititah pergi bak hewan yang kehilangan belantara
Nasib kami ternyata milik mereka
Sehingga telah ditentukan harga jualnya
Bukankah, setiap orang layak mendapatkan keamanan?
Bukankah, setiap orang berhak mendapatkan perlindungan?
Lantas, kenapa rumah kami tak selayaknya aman?
Alih-alih aman, malah menakutkan
Lima tahun lalu, seseorang datang menjual bualan
Katanya, tidak akan ada penggusuran
Tapi, nyatanya kami dilupakan
Sial, ketamakan selalu jadi tontonan
Penulis : Devi Oktaviana
0 Comments