Marhaen,Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bersama dengan USAID MEDIA dan Internews mengadakan webinar yang mengangkat tema “Data Journalism Hack: Menelisik Data Publik untuk Publik" melalui Zoom meeting dan kanal Youtube-nya. Jumat (08/12/2023).
Data Journalism atau jurnalisme data merupakan sebuah kegiatan mencari, mengolah, menganalisis data hingga dipublikasikan sebagai inti dari sebuah berita. Dengan hal tersebut, jurnalis dapat memberikan pemahaman dan menyajikan informasi dengan cara yang lebih mudah dicerna kepada publik.
Di era mendekati pemilu, jurnalisme data berkontribusi besar terhadap kompetensi seorang jurnalis dalam memilih sumber informasi yang kredibel di tengah kepungan disinformasi. AJI sendiri telah menjadikan jurnalisme data sebagai program prioritas mereka dalam 5 tahun terakhir.
“Sudah banyak sekali research, sudah banyak sekali temuan yang menunjukan tantangan Pemilu 2024 tidak lagi sama dengan Pemilu 2019. Hal-hal ini yang mungkin perlu kita lihat dan bagaimana kita menggunakan jurnalisme data ini sebagai strategi untuk memberikan informasi yang akuntabel dalam mengawasi integritas pemilu.” ujar Ika Ningtyas selaku Sekretaris Jenderal AJI Indonesia.
Pencarian data sendiri tidaklah sulit karena data telah ada dimana-mana, tetapi seorang jurnalis juga harus hati-hati dalam memperoleh data tersebut. Oleh karena itu, dalam jurnalisme data perlu adanya sikap kritis terhadap data data yang ada, bahkan sekalipun data tersebut dari lembaga-lembaga resmi.
“Yang harus kita garis bawah adalah kita harus skeptis terhadap data yang kita peroleh apalagi di masa kampanye saat ini. Hampir semua lembaga tiba-tiba mengeluarkan hasil survei, para Capres (Calon Presiden) juga memiliki surveinya sendiri. Makanya kita harus hati-hati dalam memperoleh data-data tersebut. Salah yang harus ditekankan kepada teman-teman data jurnalis adalah harus kritis terhadap data yang diperoleh, bahkan mungkin data-data yang kita peroleh dari lembaga resmi,” tegas Aria Wiratma Yudhistira dari katadata.co.id
Aria menyampaikan dalam jurnalisme data juga seringkali memberikan informasi yang keliru. Hal tersebut biasanya disebabkan terlalu mengejar visualisasi data yang bagus sehingga mengabaikan apa yang ingin disampaikan.
“Hal ini juga harus hati-hati dikerjakan oleh teman-teman jurnalisme data. Yang penting dalam visualisasi data tentunya data yang tepat, yang mampu menarik perhatian dan jangan membuat frustasi pembaca,” ucapnya.
Aria juga menambahkan bagaimana jurnalis dapat memberikan informasi menarik yang sangat bermanfaat atau sebuah insight penting yang selama ini tidak terlihat atau tidak tersampaikan ke publik dengan baik.
“Tetapi dari semua itu, jurnalisme adalah jurnalisme bagaimana kita bisa menampilkan informasi yang menarik, yang sangat bermanfaat. Dengan data, itu semua bisa dibantu, kita bisa menampilkan informasi yang kuat, yang lebih akurat dengan story telling yang akan lebih baik.” tutupnya
Ika Ningtyas berharap dengan adanya jurnalisme data, rekan-rekan jurnalis telah memiliki insight atau angle-angle yang diperlukan dalam mengawasi integritas Pemilu 2024 karena semakin banyak dan kompleksnya tantangan yang dihadapi sehingga membutuhkan pengawasan yang lebih ketat.
Penulis: M. Zacki P. Nasution
Editor: Na'ilah Panrita Hartono
0 Comments