(Foto: kampung tongkol setelah penataan/architectureindevelopment.org)

Kampung Tongkol adalah perkampungan yang terletak di Jalan Tongkol, Ancol, Jakarta Utara. Berlokasi di bantaran Sungai Ciliwung, kampung ini dapat dituju dengan berjalan dari Jalan Pakin sembari menyusuri sungai dari Kampung Kerapu. Dahulu, Kampung Tongkol adalah kampung kumuh di pinggiran sungai sampai itu semua berubah ketika penataan ulang mulai dilakukan pada tahun 2015.

Kampung Tongkol menjadi salah satu dari sekian banyak kampung yang menjadi target penggusuran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada Maret 2015 karena diyakini sebagai penyebab banjir di Jakarta saat itu. Warga yang menolak penggusuran tempat tinggal mereka itu tidak tinggal diam, kesepakatan dibuat dengan camat setempat untuk ‘memotong’ rumah mereka sepanjang lima meter untuk digunakan sebagai jalan inspeksi sungai.

Usaha itu hampir menjadi sia-sia saat camat berganti karena meminta kepada warga untuk menambah jarak antara pemukiman dan sungai sejauh 15 meter sesuai dengan Peraturan Daerah Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) DKI Jakarta. Hal ini tidak mematahkan semangat warga Kampung Tongkol justru sebaliknya, mereka semakin bersemangat untuk membuktikan bahwa mewujudkan pemukiman tempat tinggal di pinggir sungai yang ramah lingkungan bukanlah hal mustahil.

Pembangunan Rumah Contoh

Bantuan berupa uang berjumlah 160 juta rupiah datang dari Urban Poor Consortium (UPC) untuk Kampung Tongkol pada November 2015. Uang tersebut yang kemudian digunakan sebagai modal peningkatan kualitas di pinggir sungai Ciliwung, salah satunya adalah digunakan untuk pembangunan lima unit Rumah Contoh. 

Bersama Architecture Sans Frontières Indonesia (ASF-ID) pembangunan Rumah Contoh ini dilakukan dengan merancang sebanyak tiga lantai untuk mengubah hunian horizontal milik tujuh keluarga menjadi hunian vertikal, di mana tujuh keluarga ini akan berbagi ruang dan fasilitas dalam satu atap. Terdiri dari empat petak unit yang dihubungkan menjadi satu, desain Rumah Contoh ini bukan didapat dari bantuan arsitek melainkan datang sendiri dari warganya. 


(Foto: proses pembangunan rumah contoh oleh warga/architectureindevelopment.org)

Material pembangunan dipilih dari bahan bangunan lokal yang mudah didapatkan, yaitu bata ringan berpori, kayu daur ulang, dan bambu dengan bata ringan sebagai material dinding. ASF-ID memberikan fasilitas dalam pelatihan pengawetan bambu dan konstruksi bambu dengan sambungan mur baut yang akan digunakan untuk pembangunan atap rumah karena penggunaannya masih terbilang baru di kalangan warga Kampung Tongkol.

Walaupun adanya keterbatasan ruang, tidak menjadi suatu masalah karena para warga ikut bernegosiasi bagaimana pembagian luas serta peletakan ruang di dalam rumah. Warga bekerja sama dalam usaha penataan kembali Kampung Tongkol untuk menghindari penggusuran yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta. 

Penataan Kembali Kampung Tongkol

(Foto: pemasangan sheetpile di muara anak ciliwung kampung tongkol/metro.tempo.co)

Dengan merubah bentuk bangunan, renovasi dilakukan sebisa mungkin agar rumah tidak mengganggu aliran dari Sungai Ciliwung. Gerakan untuk mengurangi sampah juga dilakukan dengan belajar cara pengelolaan sampah, pembuatan kompos, peletakan tong sampah berwarna hijau di setiap 10 meter dan tidak menggunakan tas plastik saat berbelanja.

Sempat terhenti saat berakhirnya jabatan Gubernur Anies Baswedan, Pemprov DKI Jakarta pada tahun 2023 akan terus berkomitmen dalam penataan kampung kumuh melalui program Community Action Plan (CAP) dan Collaborative Implementation Program (CIP). Dengan menargetkan berkurangnya kawasan kumuh sebanyak 2,26% sesuai dengan rencana pemerintah di tahun 2023-2026. 

Penataan dimulai dengan naturalisasi sungai Ciliwung, Pemerintah DKI Jakarta melalui dinas permukiman akan melakukan pembenahan infrastruktur dimulai dari perapihan jalan, pemasangan drainase dan septic tank serta pembuatan jalur hijau. 

Pembangunan Rumah Contoh dan penataan kembali rumah di Kampung Tongkol menjadi sebuah pembuktian nyata, di mana masyarakat berusaha mempertahankan tempat tinggalnya dengan pembaharuan wilayah tinggal tanpa harus dilakukannya penggusuran lahan. Hal ini tidak luput dari kerjasama antara warga dengan berbagai pihak terkait yang turut mendukung penataan kembali wilayah Kampung Tongkol.





Penulis: Salsabila Ananda Nurhaliza

Editor: M. Zacki P. Nasution

Sumber: kompas.id,kompas.com kumparan.com, dw.com, blog.asf.or.id, tempo.co, kumparan