(Foto: ilustrasi janji selamanya/Persie)

Jakarta

Kota dengan sejuta kisah, kota dimana takdir mempertemukan kita

Sebuah awal yang tak disangka akan menjadi sebuah kisah cinta yang sempurna

Awal dari perjalanan panjang yang akan kita lalui bersama.


Minggu 22 Desember, hari dimana kita pertama kali berjumpa.

Satu hari yang tak kusangka akan merubah tujuan hidupku

Satu hari yang merubah pola pikir dan caraku memandang manusia

Saat pertama kali aku melihatmu, aku terpaku akan indah rupamu.


Kagum, hanya satu kata yang bisa ku utarakan saat berbincang denganmu

Aku terpaku dengan caramu memandang masa depan

Aku terpesona dengan senyuman manis dan tawamu yang hangat

Semenjak malam itu, pikiranku hanya tertuju padamu.


Hari demi hari berlalu, sampai tiba saatnya untukmu kembali ke surabaya

Sebuah kota nan jauh, tempat dimana engkau menempuh pendidikan

Hatiku gelisah, perasaan bercampur tak karuan takut akan rasa kehilangan

Hati ini sesak, menahan rindu yang tak kunjung sirna.


Sabtu 1 februari, hari dimana aku memutuskan untuk berkunjung ke kotamu

Satu hari yang paling ku nanti-nanti sepanjang hari

Hatiku berdegup kencang saat keretaku tiba di surabaya

Aku terbayang akan indahnya parasmu saat menyambutku.


“Halo mas” 

Kata pertama yang kau ucapkan saat pertemuan kita kembali

Canda dan tawa terpancar saat kita akhirnya bertemu

Hatiku gembira bagaikan bunga mawar yang bermekaran

Tak kusangka hatiku yang lelah ini terobati hanya dengan senyumanmu.


Masih ku ingat jelas, hari dimana kita membuat sejuta kenangan indah di surabaya

Masih sangat ku ingat jelas, saat kau memelukku dengan erat

Hatiku berbunga

Aku tak ingin berpisah darimu, walau hanya sebentar.


Sabtu 8 februari, hari dimana aku menetapkan tekad

Aku ingin mengikat janji denganmu

Kubeli sekuntum bunga mawar untukmu

Ku bawa kau ke kota Batu.


Ku utarakan cintaku padamu

Kuberi sekuntum bunga mawar kepadamu

Dan aku terkejut

Engkau pun memikirkan hal yang sama denganku.


Kau memberikan sekuntum bunga mawar putih kepadaku

Aku terharu akan perasaan kita yang saling bersahutan

Aku sangat bahagia seakan dunia jadi milikku seutuhnya

Suatu malam yang dingin, tetapi diselimuti oleh kehangatan. 


Hingga tibalah hari, saat aku harus kembali ke kotaku

Hatiku hancur

Aku menangis tak ingin berpisah dari dirimu

Nafasku sesak seakan jantung ini berhenti berdetak.


Tangisku pecah saat keretaku berjalan meninggalkan surabaya

Ada yang hilang dari diriku

Separuh nafasku tertinggal di dalam dirimu

Separuh nafasku hilang.




Penulis: Persie Nur Ahmaddin