(Foto: coretan keluh kesah massa aksi/Anisa)

Marhaen, Jakarta - Aliansi Perempuan Indonesia (API) melakukan Aksi Protes dalam memperingati Hari Perempuan Internasional 2025 dengan tajuk "Perempuan: Dimiskinkan, Dibunuh, Diskriminasi. Perempuan Melawan dan Menggugat Negara" di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Sabtu (08/03/2025).  

Aksi ini bukan hanya seremonial belaka, berbagai usia dan latar belakang berkumpul untuk memperjuangkan hak-hak yang belum terpenuhi. Salah satu tuntutannya adalah menjamin hak atas pekerjaan yang layak bagi setiap orang dengan menerapkan kebijakan yang melindungi buruh termasuk buruh perempuan, Perempuan Rumah Tangga (PRT), perempuan buruh migran, perempuan petani, pengakuan perempuan nelayan, perempuan pengemudi ojek online dan transportasi publik lainnya, perempuan disabilitas, perempuan adat, pendidik dan akademisi perempuan, dan perempuan LGBTQ+.

Buruh-buruh perempuan masih menghadapi berbagai tantangan seperti ketimpangan upah, diskriminasi, pelecehan, minimnya perlindungan hak maternitas, Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (UU PPRT) yang  ditunda lebih dari 20 tahun oleh DPR, revisi Undang-Undang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia yang justru akan menghilangkan substansi perlindungan dan pemenuhan hak pekerja migran, dan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan (Kepmenaker) Nomor 260 Tahun 2015 alih-alih untuk perlindungan pekerja migran nyatanya kebijakan tersebut justru membatasi pilihan perempuan untuk bekerja.

Lemahnya penegakan hukum terhadap perempuan menunjukan kurangnya keseriusan pemerintah dalam memenuhi hak-hak perempuan. Maka, peringatan Hari Perempuan Internasional diharapkan dapat memperkuat solidaritas perempuan dan terpenuhinya hak-hak perempuan. 

(Foto: seruan massa aksi/Anisa)

(Foto: polisi yang takut akan poster massa aksi/Anisa)

(Foto: sedang berlangsungnya aksi/Anisa)

(Foto: orasi massa aksi/Anisa)

(Foto: sindiran untuk pemerintah/Anisa)

(Foto: tulisan demonstrasi menggunakan selotip/Anisa)

(Foto: poster massa aksi/Anisa)

(Foto: massa aksi membaca tuntutan bersama-sama/Anisa)

(Foto: massa aksi menyimak orasi/Anisa)






Fotografer: Anisa Tri Larasety